Para peserta "Magical Mystery Tour Bus" mengabadikan momentum dengan berfoto di pagar ikonik Strawberry Field, Liverpool. (ANTARA/Ahmad Faishal)


Kenangan Strawberry Field

Let me take you down
'Cause I'm going to strawberry fields
Nothing is real
And nothing to get hung about
Strawberry fields forever


Lagu bertajuk “Strawbery Fields Forever" mengudara dan mengundang karaoke massal seluruh penghuni kabin kapsul waktu. Mykola tidak ikut bernyanyi. Dia tengah asyik memperhatikan jalur perjalanan mesin waktu yang semakin melambat ketika hendak mendarat di dekat sebuah taman berpagar merah.

Pagar merah itu adalah simbol abadi bagi taman Strawberry Field -- meski yang ada saat ini merupakan pagar replika. Dan taman itu sangat identik dengan masa kecil John Lennon yang tinggal hanya beberapa blok dari Strawberry Field.

Saat masih remaja, John yang menumpang tinggal di rumah Paman George dan Bibi Mimi, kerap memanjat pagar rumah, berlari, dan mengayun dari satu pohon ke pohon lain menuju taman. Di Strawberry Field, dia sangat gemar bermain dengan anak-anak dan relawan gereja dari Salvation Army.

“John selalu berlari ke taman bila ada perayaan ulang tahun atau keramaian di Strawberry Field. Itu artinya akan banyak teman bermain dan kue di taman. Sekarang di kawasan taman terdapat proyek seni ‘Step to Work’ yang berusaha untuk melatih anak-anak muda agar memiliki kemampuan bekerja,” papar Gene.

Usai memberi paparan panjang, Gene lantas mengajak Mykola dan semua penghuni kabin untuk turun dari mesin waktu dan mendaratkan kaki ke Strawberry Field.

“Hati-hati ya, karena area pagar dengan jalanan sangat dekat. Satu hal lagi, tolong jangan masuk ke area taman, karena akan sulit bagiku untuk mencari salah satu dari kalian apabila ada yang tertinggal,” pesan Gene sebelum keluar dari kapsul waktu.
Pagar ikonik Strawberry Field, Liverpool. (ANTARA/Ahmad Faishal)

Melangkahkan kaki keluar, Mykola lantas mencermati wilayah di sekelilingnya. Dia melihat sebuah tembok panjang berbatu bata cokelat kusam di sebelah kanan yang lebih tinggi sekitar dua jengkal dari kepalanya.

Beberapa meter di hadapannya, sejumlah orang tengah asyik mengabadikan momentum di depan pagar merah berlatarkan rerumputan di bagian dalam taman. Sebuah tulisan berhuruf kapital “Strawberry Field” berwarna putih berlatar merah terpampang jelas di salah satu bagian fasad tembok taman.

Mykola dikagetkan dengan sebuah sentuhan halus di pundaknya. Rupanya itu Gene yang meminta ponsel berkamera milik Mykola dan menawarkan kebaikan untuk memotret si remaja di dekat tulisan Strawberry Field.

Menguarkan senyuman, Mykola lantas menyodorkan ponsel kamera kepada Gene, setengah berlari ke tembok taman, dan bergaya dengan mengacungkan dua jari tengah dan telunjuk secara bersamaan ke dekat bagian pelipis wajah.

Bibi Mimi nan baik hati

“Mesin Waktu Misteri Magis” kembali melesat, namun tak terlalu jauh. Hanya beberapa detik dari Strawberry Field, mesin kuning raksasa itu mendarat di kawasan Mendips, tepatnya di muka sebuah rumah dengan pagar berwarna hitam dan putih dengan dinding bernuansa biru.

Pada era ’30-an, rumah tersebut didiami oleh pasangan George Smith dan Mimi yang tak lain adalah paman dan bibi John Lennon. George dan Mimi tidak memiliki anak, sehingga John yang tinggal di rumah tersebut sejak berusia 5 tahun, sudah dianggap anak kandung mereka sendiri.

Banyak harmoni lagu yang tercipta di rumah tersebut. Bibi Mimi sangat mengagumi John, meski sebetulnya dia kurang setuju dengan cita-cita sang keponakan menjadi musisi. Dia menginginkan John menjadi pengacara, dokter gigi, atau profesi bergengsi lain.

Imajinasi Mykola kembali mengembara ke bagian dapur rumah di Mendips, kala Bibi Mimi merapikan perangkat makan jelang petang hari. Mengacu sumber-sumber suara dari kamar atas, dia tahu bahwa John tengah asyik memainkan gitar dan melafalkan sejumlah lirik dengan asal-asalan.

Baca juga: G-Pluck sukses tebar pesona dan hangatkan malam Tong Tong Fair 2023

Baca juga: G-Pluck sambangi dua legenda musik Indorock di Belanda

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023