Latihan fisik mencegah penurunan kognitif dan pengurangan risiko demensia
Padang (ANTARA) - Pakar Neurologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat Prof Yuliarni Syafritra mengatakan latihan fisik dan pembatasan kalori dapat meningkatkan ketahanan kognitif.  

"Studi klinis dan eksperimental menunjukkan bahwa latihan fisik dapat menginduksi perubahan struktural, dan fungsional yang penting pada jaringan otak," kata Pakar Neurologi dari Fakultas Kedokteran Unand Sumatera Barat Prof Yuliarni Syafritra di Padang, Selasa.      

Ia mengatakan beberapa penelitian terhadap manusia menemukan latihan fisik dapat meningkatkan volume materi abu-abu (subtantia grisea) di daerah frontal dan hipokampus. Kemudian, meningkatkan kemampuan kognitif (belajar dan memori, proses perhatian dan proses eksekutif.    

Tidak hanya itu, latihan fisik juga mencegah penurunan kognitif dan pengurangan risiko demensia (terutama pada orang tua) serta meningkatkan prestasi akademik (terutama bagi anak-anak).

Selain perbaikan fungsional, lanjut dia, dari studi molekuler diketahui bahwa latihan fisik bisa meningkatkan ketahanan kognitif dengan cara mempertahankan tonjolan dendrite dan plastisitas.

Kemudian, berdasarkan penelitian yang dilakukan Speakman and Mitchell, pembatasan energi makanan atau diet dengan mempertahankan nutrisi penting untuk kesehatan tanpa menyebabkan malnutrisi juga mampu meningkatkan kognitif seseorang.  

"Penelitian menunjukkan mengurangi asupan kalori sebesar 20 persen sampai 40 persen terbukti menangkal fenotipe (perubahan sifat) terkait usia, meningkatkan rentang hidup dan kesehatan manusia," jelas dia.

Ia menjelaskan manfaat pembatasan kalori terhadap perbaikan kognitif telah diakui selama bertahun-tahun. Namun, mekanisme kerjanya belum sepenuhnya diketahui.

Secara umum, berdasarkan laporan badan kesehatan dunia (WHO), angka harapan hidup di dunia akan naik dari 72,8 tahun pada 2019 menjadi 77,2 pada 2050. Khusus Hongkong harapan hidup mencapai 85,29 tahun dan 85,03 di Jepang. 

Namun, angka kejadian demensia terkait proses pertambahan umur atau yang disebut proses neurodegenerasi juga meningkat. Asosiasi Alzheimer memprediksi penderita Alzheimer (penyakit otak) di Amerika meningkat dari 5,2 juta pada tahun 2014 menjadi 13,8 juta pada tahun 2050.

"Seiring meningkatnya jumlah penduduk berusia di atas 65 tahun di dunia, penting memahami beberapa perubahan yang terjadi pada fungsi kognitif terkait pertambahan usia," ujarnya.

Baca juga: Unand kukuhkan tiga guru besar dari fakultas berbeda

Baca juga: Unand akan kembangkan gambir jadi tinta printer dan spidol

Baca juga: Unand tegaskan jadi perguruan tinggi fokus pengembangan riset


Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023