Teruslah berkarya untuk Indonesia tercinta
Jakarta (ANTARA) - Produser dan pemain dalam Regina Art Monologue Project, Joane Win, berharap melalui pementasan monolog Cotton Candy dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut mendukung pemulihan korban kekerasan seksual.

"Dari pementasan ini, kami berharap kita semua sama-sama memberikan support kepada korban," kata Joane Win dalam konferensi pers dan diskusi "Monologue Project Cotton Candy dan Besok Atau Tidak Sama Sekali", di Jakarta, Selasa.

Joane Win juga berharap korban kekerasan seksual bisa berani mengungkapkan kasus yang mereka alami.

"Kami juga berharap kepada korban untuk lebih berani bersuara apa yang dia rasakan sehingga pihak-pihak yang akan membantu pun jadi lebih tahu bagaimana mereka harus membantu," kata dia.

Joane Win menambahkan monolog Cotton Candy yang ditampilkannya juga memberikan pesan bahwa trauma yang diderita korban kekerasan seksual itu berat.

"Supaya kita semua bisa tahu bahwa trauma itu sangat berat efeknya bagi korban, tidak semudah hanya ditaruh di rehabilitasi saja," katanya.

Baca juga: KPPPA: Pementasan monolog edukasi setiap orang miliki hak perlindungan
Baca juga: Pementasan monolog Cotton Candy harumkan nama Indonesia di Chicago


Sementara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyambut baik karya Regina Art Monologue Project yang mengedukasi masyarakat tentang kasus kekerasan seksual melalui karya seni.

"Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengucapkan selamat dan sukses untuk Regina Art Monologue Project, terutama monolog Cotton Candy yang turut serta berupaya meningkatkan kepedulian terhadap kasus kekerasan seksual melalui karya seni. Teruslah berkarya untuk Indonesia tercinta," kata Menteri PPPA Bintang Puspayoga.

Monolog Cotton Candy bercerita tentang perjuangan korban kekerasan seksual dalam mengatasi traumanya.

Regina Art Monologue Project telah berhasil mementaskan dua monolog bertajuk Cotton Candy dan "Besok Atau Tidak Sama Sekali" di Meksiko dan Amerika Serikat.

Pementasan itu menyasar para penonton diaspora Indonesia yang ada di kota-kota tempat pertunjukan berlangsung, juga masyarakat mancanegara yang tertarik pada tema yang diangkat dalam monolog serta seni pertunjukan teater.

Baca juga: Komnas Perempuan apresiasi monolog perjuangan korban kekerasan seksual
Baca juga: Perempuan Indonesia tampilkan monolog kekerasan di New York AS
Baca juga: Aktris Indonesia ekspresikan penyintas kekerasan seksual di teater AS

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023