Brussel (ANTARA) - Inflasi tahunan di zona euro turun menjadi 4,3 persen pada September 2023 dari 5,2 persen pada Agustus, Kantor Statistik Uni Eropa (UE) Eurostat mengumumkan pada Jumat (29/9).

Harga makanan, alkohol, dan tembakau menjadi pendorong utama tingkat inflasi tahunan di zona euro yang beranggotakan 20 negara itu. Tingkat inflasi di sektor ini adalah 8,8 persen pada September, dibandingkan dengan 9,7 persen pada Agustus.

Tingkat inflasi harga jasa tahunan turun dari 5,5 persen pada Agustus menjadi 4,7 persen pada September. Harga barang-barang nonindustri mengalami penurunan inflasi tahunan dari 4,7 persen pada Agustus menjadi 4,2 persen pada September.

Kontribusi harga energi terhadap inflasi tahunan tercatat negatif. Angka tersebut adalah -4,7 persen pada September, bahkan kurang dari -3,3 persen pada Agustus.
 
    Sejumlah pejalan kaki berjalan di salah satu ruas jalan sentra bisnis di Brussels, Belgia, pada 3 Januari 2023. (Xinhua/Zheng)  

Berdasarkan negara, tingkat inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) tertinggi tercatat di Slovakia (8,9 persen), Kroasia (7,3 persen), dan Slovenia (7,1 persen).

"Inflasi turun lebih dari yang diperkirakan dari 5,2 persen menjadi 4,3 persen pada September, sebuah sinyal yang menggembirakan," demikian komentar Bert Colijn, ekonom senior di ING untuk zona euro.

Penurunan tingkat inflasi tahunan ini dapat dijelaskan oleh efek dasar dari skema dukungan pemerintah tahun lalu, kata Colijn.

Perbedaan tingkat inflasi di antara anggota zona euro disebabkan oleh "bagaimana energi memengaruhi harga konsumen, tetapi juga oleh perbedaan dalam pertumbuhan upah dan kinerja ekonomi," katanya.

Inflasi (yoy) di Spanyol meningkat pada September dari basis yang rendah, dari 2,4 persen pada Agustus menjadi 3,2 persen pada bulan ini, yang diakibatkan oleh kenaikan harga energi.

Jerman, Belanda, dan Belgia mencatat penurunan tajam dalam tingkat inflasi tahunan mereka. Angka tersebut di Jerman turun dari 6,4 persen pada Agustus menjadi 4,3 persen pada September.

Namun, "harga minyak yang lebih tinggi menimbulkan kekhawatiran tentang prospek inflasi," kata Colijn. Harga minyak tidak mengalami penurunan sebanyak yang diperkirakan dalam beberapa bulan terakhir dan kembali meningkat. Satu barel minyak Brent sekarang dibanderol sedikit di atas 90 dolar AS.
 
  Foto yang diambil pada 27 Juli 2023 ini memperlihatkan logo Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) di Frankfurt, Jerman. (Xinhua/Zhang Fan)

Sejak Juli 2022, Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) telah menaikkan suku bunga sebanyak 10 kali, mendorong suku bunga naik hingga total 450 basis poin.

Siklus kenaikan suku bunga ini merupakan yang paling agresif dalam sejarah ECB baik dari segi durasi maupun besaran agregat. Beberapa analis mengatakan tingkat inflasi yang lebih rendah dari perkiraan saat ini membuka jalan bagi ECB untuk menghentikan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023