Denpasar (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar meminta masyarakat mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Bali karena wilayah kekeringan yang meluas.

“Waspadai dampak fenomena El Nino seperti kekeringan dan potensi kebakaran hutan dan lahan serta pohon tumbang,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Denpasar, Minggu.

BBMKG Denpasar mencatat wilayah kekeringan di Bali meluas dari 14 titik pada dua dasarian sebelumnya menjadi 15 titik di Bali.

Wilayah di Bali yang berpotensi mengalami kekeringan karena tidak turun hujan berturut-turut hingga 90 hari yakni di Kabupaten Buleleng yaitu di Kecamatan Buleleng, Gerokgak, Kubutambahan, Sawan, dan Sukasada.

Kemudian di Kabupaten Jembrana di Kecamatan Melaya, Kabupaten Bangli di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Karangasem di Kecamatan Karangasem dan Kubu.

Selanjutnya di Kabupaten Badung di Kecamatan Kuta, Kuta Utara dan Kuta Sekatan, Kabupaten Klungkung di Kecamatan Nusa Penida dan di Kota Denpasar yakni di Kecamatan Denpasar Timur dan Denpasar Selatan.

Kecamatan di Bali yang tidak ada hujan selama 90 hari terjadi di Kubu, kemudian di Kubutambahan selama 89 hari, Kintamani dan Gerokgak masing-masing 84 hari sudah tidak turun hujan berturut-turut.

BBMKG Denpasar memetakan secara umum hari tanpa hujan di Bali berada pada kategori masih ada hujan hingga kekeringan ekstrim atau lebih dari 60 hari tidak turun hujan.

Ada pun distribusi curah hujan di Bali secara umum hingga 38,4 milimeter per 10 hari.

Sebelumnya, kawasan Taman Wisata Alam Gunung Batur di Kabupaten Bangli mengalami kebakaran diperkirakan akibat kekeringan pada Sabtu (2/9) dengan luasan lahan terbakar diperkirakan sekitar lima hektare.

Kebakaran juga melanda lereng hutan Bukit Kelindang di Desa Kerta Mandala, Kecamatan Abang, Karangasem dengan luasan terdampak diperkirakan sekitar satu hektare pada Senin (25/9).

Sebelumnya, BBMKG Denpasar memperkirakan puncak musim kemarau di Bali terjadi pada Juli-Agustus 2023 yang dipengaruhi fenomena El Nino.

Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) apabila mencapai angka lebih dari 1 merupakan intensitas moderat dan akan semakin kering.

Kondisi El Nino diperkirakan mencapai 1,01 pada periode Juni, Juli, Agustus (JJA) 2023, kemudian meningkat lagi pada periode Juli Agustus September 2023 (JAS), dan Agustus September Oktober (ASO) mencapai 1,10.

Kemudian berangsur menurun hingga November Desember Januari (NDJ) mencapai 0,92.

Baca juga: BBMKG: Waspadai gelombang Selat Badung Bali capai 2,5 meter

Baca juga: Tak kunjung hujan, BMKG: Waspada kekeringan di Bali Utara

Baca juga: BMKG : Hujan berpeluang turun di Bali saat puncak kemarau



 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023