Kami minta kepada pemerintah untuk menjaga kelestarian hutan dan gunung. Khususnya tiga gunung di Banten yakni Gunung Honje, Gunung Karang dan Gunung Pulosari,"
Serang (ANTARA News) - Warga Baduy meminta Pemerintah Provinsi Banten dan juga masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan dan gunung yang ada di daerah tersebut.

"Kami minta kepada pemerintah untuk menjaga kelestarian hutan dan gunung. Khususnya tiga gunung di Banten yakni Gunung Honje, Gunung Karang dan Gunung Pulosari," kata Kepala Desa Kanekes yang juga tokoh masyarakat adat Baduy Jaro Daenah dalam acara "Seba Baduy" di pendopo Gubernur Banten di Serang, Sabtu.

Ia meminta masyarakat di Banten dan juga Pemerintah Provinsi Banten untuk menjaga hutan dan gunung serta wilayah Ujung Kulon untuk tetap dijaga agar tidak terjadi bencana alam. Sebab, masyarakat Baduy telah berupaya untuk terus menjaga kelestarian hutan, tetapi di sebagian wilayah hutan di Banten yang berada di luar kawasan Baduy telah terjadi kerusakan.

Jaro Daenah juga meminta masyarakat untuk menghindari atau menjauhi narkoba, karena narkoba akan merusak generasi bangsa dan masyarakat. Selama ini masyarakat Baduy terus berupaya menjaga agar terhindar dari narkoba.

"Kami masyarakat Baduy tidak mengenal yang namanya narkoba, apalagi sampai menggunakannya karena mengenal saja tidak," kata Jaro Daenah.

Menanggapi permintaan tersebut Gubernur Banten mengatakan, selama ini pihaknya bersama jajaran terkait terus berusaha untuk menjaga kelestarian hutan dan gunung yang ada di Banten. Bahkan selama ini masyarakat baduy telah menjadi contoh bagi masyarakat lainnya dalam menjaga kelestarian hutan.

"Secara umu Alhamdulillah hutan dan gunung di Banten selama ini masih bisa terjaga. Untuk itu, kita bersama-sama harus bisa saling mengingatkan untuk menjaga kelestarian hutan agar terhindar terjadi bencana," kata Ratu Atut Chosiyah.

Sejumlah wisatawan asing asal Australia dan Amerika Serikat turut menyaksikan jalannya tradisi ritula `Seba Baduy` di Pendopo Gubernur Banten di Serang, Sabtu malam.

Dalam seba baduy yang dihadiri sekitar 1.797 warga baduy dari puluhan dusun di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak tersebut, nampak sejumlah wisatawan asing duduk bersama jajaran Forum Kordinasi Pimpinan Daerah serta Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.

Ritual Seba Baduy dimulai dengan ucapan serah terima atau ucapan `setor seba` oleh tokoh adat Baduy Aro Saidi yang dilanjutkan dengan simbolis penyerahan hasil bumi berupa beras, gula pisang dan sejumlah kerajinan tangan dari masyarakata adat Baduy.

Plt Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten M. Husni Hasan mengatakan, Seba Baduy tahun ini termasuk seba gede atau seba besar karena peserta yang mengikuti seba cukup banyak yakni sekitar 1.797 warga suku Baduy dalam dan Baduy luar.

Ia mengatakan, kegiatan Seba Baduy tahun ini berbeda dari pada tahun sebelumnya, karena seribu lebih warga Baduy tersebut `transit` terlebih dahulu di Balai Budaya Disbudpar Banten di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Kecamatan Curug Kota Serang. Setelah itu, warga Baduy berjalan kaki menuju Pendopo Gubernur Banten di pusat Kota Serang dengan perjalanan sekitar tujuh kilometer.

Menurut Husni, dari sekitar 1.797 warga suku Baduy itu terdiri atas 1.727 warga Baduy luar, dan 70 di antaranya warga Baduy dalam. Semua warga Baduy luar diangkut dengan kendaraan dari Lebak menuju balai budaya, namun khusus warga Baduy berjalan kaki dari tempat pemukimannya di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar menuju Serang.

Penyerahan barang-bawaan berupa hasil bumi tersebut secara simbolis diterima langsung oleh Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada warga Baduy yang telah jauh-jauh datang dari Kabupaten Lebak untuk melaksanakan ritual tahunan tersebut.

"Kami sangat bangga dengan pertemuan kali ini, mudah-mudahan pertemuan ini bisa memberikan manfaat dan bisa tetap dilaksanakan setiap tahun," kata Ratu Atut Chosiyah.

Warga Baduy tersebut sebelumnya mereka juga melakukan pertemuan dengan Bupati Lebak.

Menurut Ratu Atut, kegiatan seba Baduy merupakan ritual tahunan yang telah menjadi kalender pariwisata unggulan Provinsi Banten yang akan terus dilestarikan. Sebab seba Baduy merupakan sebuah tradisi adat tahunan yang dilakukan warga Baduy sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih kepada pemerintah dengan membawa hasil bumi dan sebagai bukti kesetiaan kepada pemerintah dengan cara bersilaturahim dengan kepala daerah.

Usai acara Seba Baduy, ribuan anggota masyarakat Baduy dihibur dengan pertunjukan wayang golek dengan menghadirkan dalang Ki Adif Werdaya Ajen dari Tangerang yang menceritakan kisah tentang pelestarian hutan dan menjaga alam.

(M045/Z002)

Pewarta: Mulyana
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013