Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengajak masyarakat menjadikan jagung sebagai sumber pangan alternatif, termasuk bagi balita, karena nilai kandungannya yang lengkap tetap aman untuk dikonsumsi kalangan anak tersebut.
​​​​​​​
"Sumber protein yang memengaruhi (pencegahan dan penanganan, red.) stunting, juga harganya masih relatif stabil," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Ia menyebut nilai kandungan jagung sebagai lengkap dan baik untuk tubuh, termasuk asupan balita, karena mengandung serat, magnesium, fosfor, dan vitamin C.

Ia mengatakan pentingnya jagung sebagai sumber pangan alternatif dalam memenuhi kebutuhan karbohidrat, terutama saat harga beras mengalami kenaikan seperti saat ini.

"Masukan saya untuk ke depan sumber karbohidrat yang dominan mengalami kenaikan bisa bergeser ke jagung," kata dia.

Baca juga: Kemenkes: Pangan olahan harus penuhi keamanan pangan dan mutu gizi

Ia mengemukakan bahwa jagung relevan sebagai sumber pangan alternatif selain beras, karena lebih tahan terhadap berbagai kondisi cuaca dan tidak terpengaruh media tanam saat mengalami kekeringan.

“Padi bagus ditanam saat hujan, saat sawah kering jagung bisa ditanam di 'galengan' (pematang sawah),” kata Hasto.

Ia juga memastikan bahwa kekeringan di beberapa daerah saat ini tidak berdampak secara langsung terhadap peningkatan angka stunting karena sumber karbohidrat selain beras bisa diganti dengan sumber lain, terutama jagung.

Selain itu, Program Keluarga Harapan yang digulirkan Kementerian Kesehatan membantu dalam memenuhi asupan gizi balita, terutama memenuhi kebutuhan protein hewani, seperti telur dan ikan.

Baca juga: Bapanas ingin Bulog segera penuhi stok 250 ribu ton cadangan jagung
Baca juga: Kreasi resep olahan sup lezat dan tinggi nutrisi
Baca juga: Tepung jagung olahan asal Cilegon tembus pasar Israel

Pewarta: Moch Mardiansyah Al Afghani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023