Kepala Balai Taman Nasional Baluran Johan Setiawan mengatakan populasi banteng Jawa sebanyak 211 ekor itu merupakan hasil dari data kamera jebakan atau camera trap yang dipasang di beberapa titik di kawasan hutan yang berfungsi melindungi flora dan fauna itu.
"Dari hasil identifikasi populasi banteng Jawa di sini (TN Baluran) dengan melakukan penghitungan menggunakan camera trap, ada 211 ekor. Di mana dari suaka satwa (penangkaran banteng) sudah merilis ada empat ekor," ujarnya usai melepas seekor indukan jantan banteng Jawa dari lembaga konservasi Taman Safari Indonesia II Prigen di kandang suaka satwa banteng di kawasan Taman Nasional Baluran Situbondo, Rabu.
Menurut Johan, Taman Nasional Baluran terus melakukan upaya meningkatkan populasi banteng Jawa, salah satunya menambah indukan jantan banteng untuk dijadikan sebagai pejantan unggul bagi lima ekor banteng betina di penangkaran.
Baca juga: TN Baluran Situbondo tambah indukan jantan banteng cegah kepunahan
Baca juga: Seekor anak banteng jawa lahir di TN Baluran jelang HKAN
Selain untuk meningkat populasi banteng Jawa, penambahan indukan jantan banteng dari Taman Safari Indonesia II Prigen itu juga dalam upaya pengembangbiakan secara semialami di suaka satwa banteng untuk mencegah kepunahan.
"Pengembangbiakan semialami banteng Jawa ini diharapkan dapat membantu meningkatkan populasi dan mutu keanekaragaman genetik banteng," kata Johan.
Banteng yang diserahkan oleh Taman Safari Indonesia II Prigen, ini merupakan banteng jantan keturunan dari indukan betina bernama "Dini" dan indukan jantan bernama "Matos" dan lahir pada 22 Agustus 2017.
Banteng jantan itu tiba di Taman Nasional Baluran Situbondo, pada Selasa (10/10) petang kemarin, dan pada hari ini baru dilepas di kandang suaka satwa banteng TN Baluran.
"Butuh waktu sekitar satu pekan agar indukan jantan banteng Jawa dikumpulkan dengan lima banteng betina yang ada di suaka satwa TN Baluran," ujarnya.*
Baca juga: Dua banteng jawa pengembangbiakan eksitu kembali ke habitat alaminya
Baca juga: TN Baluran kembangbiakkan banteng Jawa
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023
