Beijing (ANTARA) - Pemerintah China akan menggelar "Forum Sabuk dan Jalan" (Belt and Road Forum) ketiga pada 17-18 Oktober 2023.

Presiden China Xi Jinping dijadwalkan akan membuka forum dengan tema "Kerja Sama Berkualitas Tinggi Sabuk dan Jalan: Bersama untuk mencapai Pembangunan dan Kemakmuran". Xi Jinping juga akan menyampaikan pidato pembuka dan mengadakan jamuan makan malam serta pertemuan bilateral dengan para undangan dalam forum tersebut.

"Laman resmi Forum Sabuk dan Jalan ketiga sudah diluncurkan hari ini, Anda dapat mengaksesnya di http://www.beltandroadforum.org," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Rabu (11/10).

Laman tersebut akan merilis sejumlah informasi terkait Forum Sabuk dan Jalan dalam bahasa Mandarin maupun Bahasa Inggris.

Sejumlah pemimpin negara juga dijadwalkan untuk menghadiri forum tersebut termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin.

Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) merupakan program yang diperkenalkan oleh Presiden China Xi Jinping pada 2013 dengan nama One Belt One Road (OBOR).

Saat itu, Xi ingin menghidupkan kembali kejayaan Jalur Sutera (Silk Road) pada abad ke-21. Strategi ini melibatkan investasi dan pembangunan infrastruktur besar-besaran di 152 negara yang tersebar di Eropa, Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika.

Dalam pertemuan baru-baru ini dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di St. Petersburg, Rusia, Putin menunjukkan dukungannya bagi proyek infrastruktur itu, yang menandai ulang tahun ke-10 tahun ini.

Ia menyatakan program itu "menyelaraskan ide-ide kami untuk membentuk wilayah Eurasia yang luas" dan sepenuhnya sejalan dengan kepentingan Moskow dan Beijing.

Belt atau sabuk mengacu pada jalur darat berupa jalan yang menghubungkan China ke Asia Tengah dan Asia Selatan, serta Eropa dan rel kereta yang juga disebut sebagai Sabuk Ekonomi Jalur Sutera.

Sedangkan, road atau jalan merujuk pada jalur laut atau Jalur Sutera Maritim pada Abad ke-21 yang menghubungkan China ke Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika Timur dan Afrika Utara, serta Eropa.

Untuk mengumpulkan pendanaan bagi proyek-proyek infrastruktur BRI, dibentuklah Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

China memiliki saham terbesar di AIIB, yakni 26 persen, sementara Indonesia menjadi menjadi penyetor terbesar ke-8 untuk AIIB dengan setoran modal 672 juta dolar AS (sekitar Rp10,23 triliun) yang dibayarkan bertahap dalam lima tahun.

Proyek-proyek infrastruktur di Indonesia yang mendapatkan pendanaan dari AIIB antara lain adalah proyek energi, manajemen air, pertanian, dan transportasi berbasis rel, baik light rail transit (LRT) maupun kereta cepat.

Baca juga: China bantah Inisiatif Sabuk dan Jalan sebagai “klub China”
Baca juga: G7 akan kumpulkan 600 miliar dolar lawan Proyek Sabuk dan Jalan China

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023