Kerja sama ini diperlukan oleh Indonesia, terutama terkait dengan pengembangan industri, pengembangan teknologi, inovasi, dan pengembangan sumber daya manusia
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kerja sama Belt and Road Initiative (BRI) yang digagas China, dapat membantu pengembangan ekonomi Indonesia.

“Kerja sama ini diperlukan oleh Indonesia, terutama terkait dengan pengembangan industri, pengembangan teknologi, inovasi, dan pengembangan sumber daya manusia,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Airlangga menjelaskan investasi China di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Investasi tersebut telah mendorong pengembangan industri dan kawasan ekonomi khusus di Tanah Air.

Menurutnya, investasi China di Indonesia pada semester I 2023 ini telah melampaui 3,8 miliar dolar AS. Hal tersebut yang membuat dia meyakini kerja sama BRI ini akan terus mendorong pengembangan-pengembangan industri maupun kawasan ekonomi, khususnya di wilayah Sumatra Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi, dan Bali.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Forum Bisnis Indonesia - China telah menghasilkan kesepakatan kerja sama senilai Rp204 triliun. Kesepakatan tersebut mencakup berbagai bidang, antara lain infrastruktur, energi, manufaktur, serta pariwisata.

Erick menambahkan masih ada potensi kerja sama hingga Rp455 triliun dengan China.

"Belt and Road Initiative Forum antara Indonesia dan China adalah forum yang positif. Pertumbuhan investasi dari China ke Indonesia jika ditilik dari tahun 2013, kurang lebih berada di angka 280 juta dolar AS, tetapi saat ini sudah mencapai angka 8,6 miliar dolar AS. Artinya ini signifikan," jelas Erick.

Presiden Joko Widodo turut menghadiri dan memberikan sambutan pada pembukaan Belt and Road Forum (BRF) ke-3. Dalam sambutannya, Jokowi mengapresiasi perkembangan kerja sama Indonesia dan China terkait BRI. Di tengah kondisi global yang tidak menentu ini, ia berharap agar kerja sama tersebut tidak dipolitisasi dan harus berlandaskan prinsip kemitraan yang setara dan saling menguntungkan.

“Penggunaan sistem pendanaan yang transparan, penyerapan tenaga kerja lokal dan pemanfaatan produk dalam negeri merupakan aspek penting dalam keberlanjutan proyek BRI. Kerja sama ini harus dipastikan untuk jangka panjang, guna memperkokoh fondasi ekonomi negara mitra. Bukan justru mempersulit kondisi fiskalnya,” ujar Jokowi.

Baca juga: China klaim kereta cepat contoh keberhasilan Belt and Road Initiative
Baca juga: CNPC siap tingkatkan kerja sama bidang energi di Indonesia


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023