Penghargaan pada Presiden itu seharusnya menjadi pemicu untuk bertindak lebih tegas terhadap hal-hal yang memicu intoleransi di masyarakat,"
Kediri (ANTARA News) - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Pramono Anung menyebutkan penghargaan negarawan dunia 2013 (Statesmen Award 2013) terkait kerukunan beragama dari organisasi asal Amerika Serikat, "The Appeal Of Counscien Foundation", merupakan tantangan bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Penghargaan pada Presiden itu seharusnya menjadi pemicu untuk bertindak lebih tegas terhadap hal-hal yang memicu intoleransi di masyarakat," katanya di sela-sela temu kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Kediri, Jawa Timur, Selasa.

Ia menilai positif penghargaan yang diberikan kepada Presiden SBY tersebut, namun ia juga menyebut hal ini sebagai ujian bagi Presiden.

Selama ini, negara dinilai tidak hadir ketika dibutuhkan dalam berbagai tindak intoleransi di tingkat implementasi.

"Ini tantangan. Presiden diharapkan bisa membawa perbaikan tentang kerukunan umat beragama di Indonesia," ucap anggota DPR yang berangkat dari PDIP tersebut.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bandara Halim Perdanakusuma, Senin (28/5) pagi, memberikan penjelasan terkait penghargaan negarawan dunia 2013 (Statesmen Award 2013) dari organisasi asal AS, The Appeal Of Counscien Foundation, yang akan diberikan kepadanya sebagai Presiden Republik Indonesia.

Presiden mengatakan pemberian penghargaan dari organisasi internasional dan kredibel bidang HAM dan kerukunan umat beragama tersebut, didasarkan atas catatan mereka di antaranya terhadap kemajuan demokrasi di Indonesia, komitmen yang kuat dalam mendorong perdamaian dan penyelesaian konflik secara damai.

Presiden juga mengatakan dirinya menghormati dan menghargai sejumlah kalangan yang memprotes pemberian penghargaan dari organisasi internasional di bidang demokrasi, HAM, toleransi dan kerukunan antar agama yang berbasis di New York, AS tersebut karena dinilai belum menyelesaikan masalah kebebasan dan toleransi antar umat beragama.

"Berkaitan dengan rencana penghargaan kepada saya sebagai Presiden, saya juga mendengar dan mengetahui ada sejumlah kalangan yang tidak setuju, protes, saya hormati dan hargai pandangan itu sebagaimana saya menghormati dan menghargai pandangan yan berbeda dari tokoh masyarakat Indonesia," kata Presiden.

Presiden menambahkan bahwa menerima penghargaan tersebut bukanlah agenda utama kunjungannya ke New York, Amerika Serikat. Kunjungan ke New York dalam rangka memimpin pertemuan terakhir panel tingkat tinggi pasca-MDGs 2015 dan penyerahan draft tersebut kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa - Bangsa Ban Ki Moon, untuk kemudian dibahas di sidang umum PBB.

Penghargaan tersebut diserahkan di sela acara tersebut. Menurut Presiden, penyerahan penghargaan sebenarnya akan dilakukan pada bulan September, saat ada even besar di Markas PBB, New York, Amerika Serikat.
(KR-FQH/E011)

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013