AI adalah pisau bermata dua, dapat digunakan untuk kebaikan, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan negatif.
Jakarta (ANTARA) - Microsoft Indonesia menyatakan bahwa artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) menjadi pertaruhan dalam keamanan siber, sebab jika jatuh ke tangan yang salah, teknologi itu bisa digunakan untuk menjalankan serangan.

"AI adalah pisau bermata dua, dapat digunakan untuk kebaikan, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan negatif," kata National Technology Officer Microsoft Indonesia Panji Wasmana dalam diskusi bersama awak media di Jakarta, Rabu.

Penjahat siber semakin memanfaatkan AI untuk mengembangkan serangan yang lebih kompleks dan sulit dideteksi.

Baca juga: Microsoft rilis toko aplikasi web baru untuk Windows

Dalam era di mana komputasi awan cloud computing (komputasi awan) dan sumber daya mesin virtual semakin berkembang, perhatian terhadap keamanan siber menjadi semakin penting. Serangan siber yang memanfaatkan sumber daya itu dapat menyebabkan gangguan layanan dan para pelaku yang kurang siap dalam industri dapat menghadapi masalah serius.

Dalam menghadapi perubahan itu, Microsoft Indonesia berinisiatif memanfaatkan AI dalam meningkatkan keamanan siber untuk mendeteksi serangan dan meresponsnya secara otomatis. Penggunaan AI tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam mendeteksi serangan, tetapi, juga mempercepat respon terhadap ancaman tersebut.

"Dengan kata lain, AI digunakan untuk melawan AI jahat," ujar Panji.

Baca juga: Microsoft integrasikan AI di balik ChatGPT ke banyak alat pengembang

Panji menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat keamanan siber. Kolaborasi yang dimaksud mencakup keterlibatan pemerintah, industri dan berbagai pihak dalam kemitraan publik-privat.

Kolaborasi bisa menciptakan kerangka kerja yang memungkinkan berbagi informasi tentang ancaman siber dan mengembangkan solusi bersama untuk melindungi infrastruktur digital.

Dia menambahkan Microsoft juga mengembangkan teknologi AI yang mudah digunakan dan dapat diakses oleh semua pihak untuk lebih efektif melindungi diri dari serangan siber. Selain itu, penting untuk menerapkan praktik AI yang bertanggung jawab dalam konteks keamanan siber.

Microsoft berperan sebagai pelopor dalam mengembangkan panduan etika dan tanggung jawab untuk aplikasi AI. Panduan itu membantu industri dan regulator dalam memastikan bahwa AI digunakan secara beretika dan bertanggung jawab dalam upaya meningkatkan keamanan siber.

“Kami mengemas ini dalam bentuk sebuah panduan yang dapat digunakan oleh seluruh pelaku industri maupun regulator,” kata Panji.

Dengan tiga pilar utama ini, yakni kolaborasi lintas sektor, teknologi AI yang mudah digunakan dan praktik AI yang bertanggung jawab, Microsoft Indonesia berkomitmen untuk membantu meningkatkan keamanan siber dan menghadapi tantangan yang semakin kompleks di era AI.

Baca juga: Google Cloud sebut AI bermanfaat untuk keamanan siber

Baca juga: Pedoman etika AI perlu untuk hadapi gangguan informasi baru

Baca juga: PBB: Teknologi baru butuh tata kelola yang baru dan inovatif

Pewarta: Arif Prada
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023