London (ANTARA) - Paus Fransiskus menyatakan keprihatinannya atas situasi yang sangat menyedihkan di Gaza dan menyerukan segala upaya dilakukan untuk menghindari bencana kemanusiaan.

Berbicara selama audiensi mingguannya pada Rabu, Paus mendesak semua pihak untuk meletakkan senjata mereka.

“Jumlah korban bertambah dan situasi di Gaza sangat memprihatinkan... segala sesuatu yang mungkin (harus) dilakukan untuk menghindari bencana kemanusiaan,” kata dia.

Paus Fransiskus mengatakan bahwa perang tidak menyelesaikan apa pun, melainkan hanya menabur kematian dan kehancuran, meningkatkan kebencian, serta melipatgandakan balas dendam.

“Perang menghapus masa depan,” ujar Fransiskus, yang mendesak warga dunia untuk memilih jalan perdamaian.

Pernyataan itu dia sampaikan untuk menanggapi serangan mematikan di sebuah rumah sakit di Gaza, yang menewaskan ratusan orang.

Lebih dari 500 korban tewas dalam serangan udara Israel di RS Al-Ahli Baptist pada Selasa (17/10), menurut pejabat Palestina di Gaza.
Baca juga: Paus: Dunia berada di ujung perang nuklir seperti krisis rudal Kuba

Israel membantah bertanggung jawab atas serangan udara tersebut.

Konflik di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023 ketika Hamas meluncurkan "Operasi Badai Al-Aqsa" terhadap Israel.

Dalam serangan mendadak secara bersamaan dari segala arah itu, Hamas menembakkan roket dan menyusup ke Israel melalui darat, laut, dan udara.

Hamas menyebut serangannya itu sebagai balasan atas penyerbuan Israel ke Masjid Al-Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dan kekerasan yang meningkat terhadap warga Palestina oleh pemukim Israel.

Militer Israel kemudian meluncurkan "Operasi Pedang Besi" di Jalur Gaza dan memblokade penuh kawasan itu sehingga masyarakat setempat tidak mendapatkan akses listrik dan air, sementara air, makanan, bahan bakar, dan pasokan medis hampir habis.

Baca juga: Putin: Pengeboman di RS Gaza malapetaka, tunjukkan perlunya negosiasi
Baca juga: DK PBB akan gelar pertemuan darurat bahas serangan di RS Gaza

Sumber: Anadolu

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023