Jakarta (ANTARA) - Penyanyi hip-hop Jepang Awich merilis album terbarunya "The Union" pada Rabu (25/10) menjelang tur di dalam negeri dan Amerika Serikat.

Judul lagu “The Union”, seperti diungkap melalui keterangan pers, juga dia gunakan untuk konser tunggal berskala arena pertamanya di Jepang yang akan digelar pada 5 November 2023. Album itu menyusul kesuksesan album "Queendom" yang dia rilis Maret 2022 dan album mini "United Queens" yang dirilis awal tahun ini.

Awich menampilkan 12 lagu di album itu termasuk sejumlah single antara lain “RASEN in OKINAWA” yang menampilkan rapper Okinawa lainnya yaitu Tsubaki, OZworld dan CHICO CARLITO dan lagu “Bad Bitch Bigaku Remix” bersama NENE (Yurufwa Gang) LANA, MaRI, AI, dan YURIYAN RETRIEVER.

Baca juga: Cerita Ica Zahra rintis karier menyanyi di Jepang

Album "The Union" juga menghadirkan lagu “Kuchi Ni Dashite 2 (Say It All 2)”, yang diproduseri oleh KM, merupakan sekuel dari single “Kuchi Ni Dashite” dari  album "Queendom".

"The Union"  juga menampilkan musisi lainnya termasuk GADORO dan BIM, serta karya produksi dari Trill Dynasty, STUTS, Jigg, dan sty yang sekaligus memperlihatkan kekayaan genre Awich.

Setelah "The Union", Awich siap merilis album berbahasa Inggrisnya tahun depan dengan sebuah tur Amerika Serikat yang siap digelar.

Nama “Awich” adalah singkatan dari “Asia Wish Child” yang mengambil inspirasi dari nama aslinya “Akiko”. Dia merasa nama Awich merefleksikan tempatnya berasal.

Awich kecil tumbuh di pulau Okinawa, Jepang. Dia kerap begadang untuk menulis puisi seputar cinta, kehidupan, dan alam semesta.

Perkenalannya dengan hip-hop terjadi saat ia mendengarkan album "All Eyez on Me" dari Tupac saat berusia 13 tahun. Sejak itu dia mulai belajar menulis lagu dan rap.

Baca juga: ONE OK ROCK rilis lagu terbaru "Make It Out Alive"

Saat menginjak umur 14 tahun, Awich mulai merekam dirinya menggunakan kaset. Dia kemudian pindah ke Atlanta, Amerika Serikat untuk kuliah.

Di sana, dia menikah dan melahirkan anak pertamanya. Namun, sebuah tragedi mengubah hidup Awich, pada 2011 suaminya dibunuh.

Dia kemudian pindah kembali ke Jepang dengan anaknya dan memulai proses introspeksi diri yang kemudian membantunya menemukan arti kehidupan, cinta, dan makna dari memaafkan.

Awich bangkit kembali dan meluapkan semua perasaan dan pengalaman hidupnya lewat karya seni. Awich dengan nyaman menggunakan bahasa Inggris, Jepang, dan Okinawa saat dia tampil.

Awich menghibur para pencinta musik di Indonesia untuk pertama kali saat tampil di Asian Sound Syndicate Vol.2 dan berbagi panggung dengan RAMENGVRL, Basboi, DPR IAN, DPR LIVE, dan banyak musisi Asia ternama lainnya.

Dia juga tampil di edisi pertama Rolling Loud Thailand dan berbagi panggung dengan Cardi B, Lil Uzi Vert, dan lainnya. Selain dikenal sebagai ratu hip-hop Jepang, Awich juga dikenal sebagai ikon fesyen yang telah masuk ke berbagai majalah mode.

Baca juga: Asian Kungfu Generation hibur penggemar pada konser perdana di Senayan

Baca juga: Tren band rock Jepang jangkau pendengar lewat anime

Baca juga: RAMENGVRL: Pendengarnya gila banget untuk hip hop

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023