Jakarta (ANTARA) - Kerja sama Indonesia dan China yang semakin kuat dalam beberapa tahun terakhir dinilai sebagai contoh sukses keberhasilan dari Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) yang kini telah berusia satu dekade. Kerja sama perdagangan, investasi, keuangan, pembangunan infrastruktur dan pergerakan masyarakat kedua negara telah berkembang pesat.

Zhou Kan, Kuasa Usaha (Chargé d'Affaires) Kedutaan Besar China untuk Indonesia, dalam seminar yang diadakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan Indonesia merupakan tempat yang penting dalam pembangunan bersama di bawah BRI.

Nilai perdagangan kedua negara meningkat tiga kali lipat dalam 10 tahun terakhir menjadi 150 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.871) pada tahun 2022, dan China menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia, berdasarkan data yang dipaparkan Zhou.

Hal ini didukung oleh kerja sama yang memungkinkan pengiriman barang dari dan menuju kedua negara menjadi semakin mudah, dan khususnya, produk-produk Indonesia juga semakin populer di China.

Dari sisi investasi, China menjadi salah satu kontributor utama untuk masuknya investasi asing langsung atau FDI dengan nilai melampaui 21 miliar dolar AS pada tahun lalu. Wisatawan dari China juga termasuk penyumbang terbesar turis asing ke Indonesia yang mencapai lebih dari 2 juta kunjungan sebelum adanya pandemi COVID-19.

Zhou mengatakan bahwa kerja sama pembangunan infrastruktur kedua negara juga dinilai mencapai "kemajuan penting" di bawah inisiatif BRI. China turut mendukung program tol laut yang diluncurkan Presiden Joko

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023