Jakarta (ANTARA) - Para pekerja kantoran dan orang yang sering berhadapan dengan perangkat, seperti komputer, telepon genggam, dan tab, sebaiknya menerapkan metode Rule Of 20 untuk menjaga kesehatan mata, kata dokter spesialis mata dari RSCM Jakarta Hisar Daniel.​​​

“Rule Of 20 ini adalah metode 20-20-20 yang harus bisa diterapkan demi menjaga kesehatan mata,” katanya di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan metode 20-20-20, yakni setiap orang yang berada selama 20 menit di depan layar gawai sebaiknya istirahat sejenak selama 20 detik, dengan melihat objek yang berjarak 20 kaki atau sekitar enam meter.

Dengan menerapkan metode itu, kata dia, setiap orang yang bekerja di depan perangkat digital dalam waktu lama bisa terhindar dari computer vision syndrome (CVS) atau digital eye strain (DES).

“CVS/DES ini adalah kumpulan gangguan mata yang berkaitan dengan penggunaan gawai,” ucapnya.

Ia menjelaskan gejala CVS/DES dapat dirasakan seseorang yang berhadapan dengan sinar biru dari gawai, seperti sakit kepala, mata lelah, mata kering, mata berair, dan mata merah. “Termasuk juga penglihatan yang buram, penglihatan ganda, dan rasa tidak nyaman di daerah leher atau bahu,” katanya.

Setiap manusia, katanya, harus menggunakan waktu untuk beristirahat dengan baik, yakni enam hingga delapan jam dalam sehari agar bisa sehat.

Dengan demikian, kata dia, penting untuk mereka membagi waktu dengan baik, utamanya saat bekerja di depan gawai.

“Jadi, bisa dikatakan bahwa sebenarnya bila sudah konsumsi gawai itu, konsumsi screen time (waktu layar) itu lebih dari delapan jam sehari sudah pasti itu akan menimbulkan keluhan-keluhan seperti eye strain,” kata dia.

Baca juga: Masyarakat perlu jaga kesehatan mata di tempat kerja

Untuk bekerja dalam jarak dekat, katanya, otot-otot mata perlu bekerja mengatur fokus, mengatur tingkat kejelasan, termasuk otot-otot untuk melirik, kemudian memfokuskan dari objek besar ke kecil.

“Semua otot mata bekerja sehingga semua yang bekerja dengan aktif seperti itu membutuhkan energi,” ucapnya.

Ia menjelaskan ketika energi-energi tersebut sudah keluar terlalu banyak maka berpotensi besar menimbulkan rasa tidak nyaman, antara lain sakit kepala, mata perih, mata terasa berat, dan penglihatan berbayang.

“Kadang-kadang juga berkaitan langsung dengan kesulitan untuk memfokuskan penglihatan, sehingga walaupun sudah lepas pasang kacamata masih tidak nyaman, dan karena tidak berkedip maka akibatnya seringkali mata terasa kering, gatal, dan berair itu muncul,” katanya.

Untuk memfokuskan pandangan ketika berhadapan dengan gawai, katanya, bagian tubuh yang lainnya juga ikut bekerja, seperti bahu, leher, dan dada sehingga menyebabkan kaku di segala macam bentuk posisi.

“Bayangkan delapan jam seperti itu, bahkan ketika menggunakan gawai sambil menunduk itu seperti menambahkan beban sekitar 10 sampai 20 kilogram ke leher. Jadi hati-hati dengan penggunaan gawai yang terlalu lama,” katanya.

Baca juga: Kemenkes: Kesehatan mata berpengaruh terhadap produktivitas masyarakat
Baca juga: Kemenkes minta perusahaan untuk perhatikan kesehatan mata para pekerja
Baca juga: Orang tua perlu mengenali kelainan pada mata anak sedini mungkin


Pewarta: Cahya Sari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023