Jakarta (ANTARA) - Menjalankan aktivitas pola hidup sehat melalui cukup tidur dan berkualitas tidak boleh terlewatkan karena kegiatan itu dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mental seseorang.

"Berdasarkan Jurnal JAMA Psychiatry terdapat data yang menunjukkan bahwa pola tidur night owls terkait dengan risiko depresi hingga 2 kali lebih tinggi. Tetapi mengingat kondisi kesehatan mental juga dapat mempengaruhi pola tidur, sulit menentukan mana yang menjadi penyebab dan mana yang menjadi akibat dari kedua faktor ini," kata Researcher & Health Educator Nutrifood Research Center Rendy Dijaya seperti tertulis dalam jurnal NutriClassNews Vol. 59, dikutip Sabtu.

Istilah night owls mengacu untuk orang-orang yang tidur lebih larut namun bangun tidur lebih siang. Sedangkan istilah early birds mengacu untuk mereka yang terbiasa tidur lebih awal namun bangun lebih pagi.

Baca juga: Riset: Pandemi mengubah pola dan efisiensi tidur di seluruh dunia

Data lain pada tahun 2018 menunjukkan bahwa para early birds memiliki risiko depresi lebih rendah hingga 27%. Hal ini kemudian mendorong penelitian lebih lanjut yang menemukan bahwa memajukan waktu tidur 1 jam lebih awal dengan durasi tidur yang tetap dapat membantu menurunkan risiko depresi hingga 23%.

Semisal seseorang yang terbiasa tidur pukul 1 pagi dan bangun pukul 8 pagi, kemudian mengubah jam tidur menjadi pukul 12 malam dan bangun pukul 7 pagi, maka risiko depresi teramati lebih rendah. Jika waktu tidur dimajukan 2 jam lebih awal dengan durasi tidur tetap, maka risiko depresi teramati mencapai 40% lebih rendah.

"Memajukan waktu tidur dan bangun lebih pagi dapat membantu menjaga kesehatan mental pada para night owls. Diduga hal ini dapat terkait dengan paparan sinar matahari yang bisa lebih banyak didapat saat kita bangun lebih awal. Langkah yang dapat dicoba antara lain rutin berolahraga, meredupkan cahaya di malam hari, serta membatasi screen time pada malam hari," imbuh Rendy.

Selain dapat mempengaruhi kondisi mental, penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa tidur yang cukup dan berkualitas ternyata juga berkaitan dengan umur yang lebih panjang. Jurnal American College of Cardiology’s Annual Scientific Session menunjukkan bahwa kurang tidur berkaitan dengan pola makan yang lebih tidak sehat, masalah berat badan, peningkatan risiko penyakit, dan kesehatan emosional yang lebih buruk.

Selain itu, penelitian terhadap 172.321 responden menunjukkan bahwa sebanyak 8% kasus kematian dari semua penyebab dapat terkait dengan kebiasaan tidur yang tidak baik. Sedangkan mereka yang memiliki semua aspek kualitas tidur yang baik teramati memiliki risiko kematian akibat segala penyebab hingga 30% lebih rendah, risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular hingga 21% lebih rendah, serta risiko kematian akibat kanker hingga 19% lebih rendah apabila dibandingkan dengan yang tidak dan hanya memiliki 1 aspek kualitas tidur yang baik.

Angka harapan hidup juga teramati lebih tinggi, yaitu 4.7 tahun lebih tinggi untuk pria dan 2,4 tahun lebih tinggi untuk wanita pada mereka yang memiliki semua aspek kualitas tidur baik.

Di bawah ini terdapat beberapa kebiasaan sehari-hari untuk membangun pola tidur yang baik:

1. Membuat jadwal tidur dan bangun tidur yang teratur setiap hari termasuk di akhir pekan dan menghindari perbedaan waktu tidur yang mencapai lebih dari 1 jam antar hari.

2. Menghindari makan besar di dekat waktu tidur. Jika dirasa perlu, pilih kudapan ringan yang sehat.

3. Memperbanyak aktivitas fisik dan sebisa mungkin meluangkan waktu di luar ruangan.

4. Menghindari tidur siang di sore hari dan batasi waktu tidur siang maksimal 20 menit.

5. Menjaga ruang tidur sejuk, gelap, dan tenang.

Baca juga: Cessa kenalkan Cessa Bye Bye Owl melalui edukasi “sleep training”

Baca juga: Kiat sehat yang bisa dilakukan usai Lebaran

Baca juga: Penelitian sebut pola tidur sehat lindungi diri dari risiko asma

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023