Jakarta (ANTARA) - MPR RI mensosialisasikan Empat Pilar MPR (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) di Universitas Deponegoro (Undip), Jawa Tengah, Sabtu, menggunakan metode pagelaran seni budaya yang mengangkat tema ‘Dalam rangka Pendidikan Penguatan Empat Pilar kepada Generasi Muda’

Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR Mohammad Arwani Thomafi dalam sambutannya mengatakan Badan Sosialisasi MPR pada kesempatan kali ini melaksanakan kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR dalam metode pagelaran seni budaya. Sosialisasi semacam ini tidak hanya digelar di Semarang.

“Alhamdulillah beberapa minggu yang lalu, kami mengadakan kegiatan serupa di Universitas Lampung dan Universitas Udayana Bali,” kata Arwani dalam keteranganya.

Menurut Arwani, kegiatan sosialisasi lewat seni dan budaya merupakan konsen dari Badan Sosialisasi karena disadari Indonesia memiliki begitu banyak kekayaan budaya dan seni, memiliki lebih dari 478 suku bangsa serta lebih dari 742 bahasa dan dialog daerah.

“Tidak pernah kita temukan di negara manapun di dunia kekayaan bahasa dan suku bangsa seperti di Indonesia,” ujarnya.

Mantan aktivis HMI itu menuturkan, bila dibandingkan saat masih ada Uni Soviet, mereka hanya memiliki keragaman bahasa dan suku tidak lebih dari 200 ragam. Begitupun dengan Yugoslavia.

“Tidak ada bangsa semajemuk, seberagam, Indonesia,” ujarnya.

Arwani berharap dengan keberagaman yang ada di Indonesia, budaya bangsa menjadi pilar persatuan dan modal pembangunan. Keragaman yang ada perlu disyukuri sebagai pemberian Tuhan yang Mahakuasa. Untuk itu harapan dari sosialisasi yang digelar di Semarang itu akan memberikan sumbangsih kepada semua untuk ingat dan menyadari betapa pentingnya kekayaan ragam budaya.

“Mari kita kokohkan Empat Pilar”, harapnya.

Seperti di Jawa Tengah, kata dia, mempunyai beragam tarian dan kesenian yang menjadi ciri khas, cita rasa, buah pikir, termasuk mampu menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsa khususnya di tahun-tahun politik.

Pada kesempatan itu, Arwani berpesan perbedaan pilihan saat pemilu presiden dan pemilu legislatif jangan mengurangi dan mematikan semangat persatuan.

Di hadapan ratusan mahasiswa, pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah itu menyebut Bangsa Indonesia saat ini populasi pendudukannya 50 persen lebih adalah anak muda. Mereka disebut yang akan memberikan sumbangsih dan warna bagi Indonesia lima hingga 50 tahun ke depan. Pada tahun-tahun tersebut generasi muda mempunyai peran dan posisi yang sangat penting.

Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Hukum Undip Prof. Retno Saraswati mengatakan Pancasila perlu terus menerus digaungkan namun diingatkan ideologi bangsa itu juga harus diimplementasikan dalam kehidupan keseharian.

“Tak hanya dihafalkan tapi bagaimana juga diimplementasikan sesuai dengan peran masing-masing,” ujarnya.

Retno menambahkan, pengamalan Pancasila dicontohkan bagaimana mahasiswa punya sifat toleransi dan persatuan.

“Jangan malah memunculkan sikap konflik”, tegasnya.

Ia pun mengapresiasi MPR yang kerap melakukan Sosialisasi Pancasila sebab bila hal demikian tidak dilakukan maka nilai-nilai luhur bangsa akan pudar.

Retno juga mengajak pada semua civitas akademika untuk introspeksi apakah sudah mengamalkan Pancasila.

Pagelaran seni sosialisasi Empat Pilar MPR dihadiri ratusan mahasiswa Undip yang memenuhi salah satu Aula di Kota Semarang, Jawa Tengah. Sosialisasi dilakukan dalam berbagai bentuk seni budaya seperti Tari Dugderan, Tari Semarangan, dan Wayang Orang, dipentaskan untuk memberikan pesan keberagaman bangsa Indonesia kepada para peserta.
Baca juga: MPR minta Komunitas Lintas Budaya Banyumas jadi Duta Pancasila
Baca juga: Waka MPR ingatkan masyarakat jaga kebhinnekaan di tahun politik
Baca juga: Anggota MPR ajak partai politik membumikan nilai Pancasila


Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023