Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI  Jakarta secara berkesinambungan terus menciptakan iklim yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya bisnis serta usaha, terutama sektor UMKM yang menjadi penggerak ekonomi daerah ini.

Meski sulit untuk memprediksi populasi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Ibu Kota Jakarta, akan tetapi indikatornya dapat dilihat dari data Bank DKI yang yang menyebut pada kuartal II 2023 kredit yang disalurkan ke sektor ini tumbuh 50 persen lebih.

Tumbuhnya sektor UMKM ini menjadi prestasi yang menggembirakan mengingat sebelumnya seluruh sektor usaha termasuk UMKM mengalami keterpurukan akibat pembatasan di berbagai lini untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menumbuhkan UMKM baru melalui wadah JakPreneur (Jakarta Entrepreneur) yang merupakan binaan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM).

Hadirnya sektor UMKM ini akan membantu Pemprov DKI Jakarta menekan angka pengangguran. Selain menyediakan lapangan kerja formal (sebagai pekerja) juga informal dengan menjadi wirausaha.

Program demi program digulirkan, seperti pelatihan di bidang pembuatan makanan dan minuman berikut peralatan yang bisa dipakai modal awal menjalankan usaha, pelatihan perbengkelan, fotografi, kecantikan, menjahit dan lain sebagainya, yang diharapkan bisa menjadi inspirasi untuk
 membuka usaha.
Layanan digital Bank DKI untuk pengembangan UMKM. HO-Bank DKI

Tak berhenti hanya sampai di situ, Dinas PPKUKM beserta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawahnya dari tingkat kelurahan hingga kota/ kabupaten juga rajin menyelenggarakan pameran dengan menyertakan komunitas JakPreneur.

Dengan jajaran kelurahan juga menyediakan lapak-lapak resmi bagi pelaku UMKM. Harapannya dengan disediakan lapak-lapak usaha ini mereka bisa naik kelas sehingga akhirnya bisa menjalankan usaha di tempat yang representatif.

 Pemprov DKI Jakarta memberikan kemudahan pula pada aspek perizinan berusaha bagi pelaku UMKM agar mereka memiliki legalitas yang kuat saat menjalankan kegiatannya.

Pengurusan izin usaha kini juga mudah, tidak hanya hadir di kantor pemerintahan saja tetapi juga hadir di pusat layanan publik, bahkan tersedia juga di pusat perbelanjaan agar lebih dekat dengan masyarakat.


Simbiosis

Kemitraan pelaku UMKM dengan usaha besar juga menjadi salah satu faktor untuk mempercepat agar mereka bisa naik kelas serta mampu membangun fundamental yang kuat terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sejumlah program digulirkan perusahaan-perusahaan yang sudah mapan agar pelaku UMKM bisa naik kelas. Simbiosis keduanya akan membuat perusahaan di Indonesia siap untuk bersaing di tingkat global.

Program Sanubari misalnya, salah satu program pengembangan UMKM yang digulirkan perusahaan logistik besar nasional. Program ini bertujuan mengumpulkan pelaku UMKM untuk berkompetisi menampilkan rencana bisnis (business plan) terbaik setiap tahunnya.

Untuk tahun ini Sanubari mengusung tema "Wujudkan dan Kembangkan Ide Bisnismu Jadi Nyata" berlangsung hingga 1 Februari 2024 untuk mencari pelaku UMKM terbaik baik yang masih berupa rencana maupun yang kegiatan bisnisnya sudah berjalan.

Wiwin Dewi Herawati selaku wakil dari program ini menyampaikan bahwa program Sanubari bertujuan untuk membantu pengembangan bisnis para pelaku UMKM Indonesia agar semakin berdaya saing di era digital yang semakin kompetitif.

Kegiatan ini bekerja sama dengan Olahkarsa yang akan membantu mencarikan para pelaku usaha dan calon pelaku usaha yang memiliki potensi melalui ide-ide bisnis menarik untuk nantinya diberikan dukungan berupa bantuan modal usaha yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis.

Pelaksana program Sanubari secara konsisten akan melakukan pengawasan dan pendampingan bagi para UMKM yang telah terpilih melalui program ini agar mereka dapat mewujudkan bisnis impiannya.

Melalui program ini telah terwujud komunitas bisnis Sanubari Network yang di dalamnya telah merangkul lebih dari 4.000 UMKM yang siap untuk tumbuh dan berkembang bersama.

Digitalisasi

Supaya UMKM bisa segera naik kelas, maka pelaku UMKM diharapkan segera mengadopsi teknologi digital terutama di bidang pembayaran, karena ke depannya penguasaan teknologi digital menjadi hal penting apabila ingin memiliki daya saing.

Mengutip data Google, Temasek, dan Bain, potensi nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 146 miliar dolar AS atau setara dengan Rp2.097 triliun.

Sedangkan Kementerian Perdagangan memperkirakan potensi nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2030 akan mencapai 315,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp4.531 triliun.
Pengusaha kuliner di salah satu sentra UMKM. HO-Mayora Group


Salah satu perusahaan yang diminta pemerintah menghadirkan teknologi digital kepada pelaku UMKM yakni PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja) yang merupakan gabungan dari sepuluh anak usaha BUMN di bidang dompet elektronik.

FKN menyatakan komitmennya untuk mendukung program inklusi dan literasi keuangan untuk memperkuat UMKM.

Bahkan, lewat ajang Sharia Economic Festival (ISEF) Oktober 2023, FKN mencatat pertumbuhan transaksi di tingkat pedagang (merchant) peserta sebesar 62 persen dan peningkatan pengguna baru layanan dompet digital sebesar 270 persen dibandingkan penyelenggaraan ISEF 2021.

Hadirnya dompet digital salah satu bagian dari teknologi digital memiliki korelasi yang erat bagi UMKM meraih peningkatan transaksi dan memperbesar pendaftaran pengguna baru yang lebih besar dibandingkan pencapaian sebelumnya.

Tak hanya di sektor permodalan dan transaksi digital saja tetapi juga dalam hal berdagang pelaku UMKM juga bisa memanfaatkan layanan digital yang begitu luas termasuk dalam hal ini lewat media sosial.

Pelaku UMKM juga bisa memanfaatkan toko daring (e-commerce) agar bisa berkembang, mengingat layanan ini tidak memiliki batasan serta bisa diakses seluruh pembeli di Indonesia.

Hal-hal seperti ini banyak yang belum dipahami pelaku UMKM. Hadirnya pemerintah lewat berbagai fasilitas serta diperkuat kehadiran mitra dari perusahaan besar diharapkan pelaku UMKM ke depan akan semakin percaya diri, agar bisa mandiri dalam menjalankan usahanya.

Memang untuk mendampingi UMKM agar bisa bangkit bukan hal yang mudah. Beberapa pelaku juga ada yang mengalami kegagalan. Namun, dengan bergabung dalam suatu komunitas maupun organisasi pelaku UMKM, diharapkan peluang bisa segera bangkit untuk menjalankan usaha dan bisnis, jauh lebih tinggi.

Dengan demikian, tujuan agar pelaku UMKM setelah pandemi bisa segera bangkit serta naik kelas dapat segera terwujud dengan kontribusi antarsektor dan pemangku kepentingan. 

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2023