Livery Vintage sudah diaplikasikan oleh KAI pada Lokomotif CC 201-83-31 dan CC 201-83-34 milik Depo Induk Semarang Poncol, dan CC 201-92-01 milik Depo Induk Jember. Pengecatannya dilakukan di bengkel lokomotif KAI di Balai Yasa Yogyakarta
Cirebon (ANTARA) -
PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon, Jawa Barat, menyulap satu lokomotif CC 201-77-17 dengan menghadirkan nuansa klasik atau livery vintage untuk sarana edukasi kepada masyarakat agar mengenal sejarah perkerataapian.
 
 
"Dihadirkannya kembali livery vintage di lokomotif CC 201-77-17 milik Dipo Induk Cirebon merupakan hasil kolaborasi KAI dengan komunitas pecinta kereta api Indonesian Railway Preservation Society (IRPS)," kata Vice President KAI Daop 3 Cirebon Dicky Eka Priandana di Cirebon, Jumat.
 
 
Dicky menjelaskan perubahan pada lokomotif CC 201-77-17 tersebut dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta, dengan mengubah warna body menjadi livery vintage.
 
 
Langkah ini dilakukan untuk mengajak masyarakat bernostalgia, terkait perjalanan panjang perkeretaapian dan juga identifikasi awal adaptasi teknologi pada moda transportasi andalan di Indonesia itu.
 
 
Sebab konsep livery vintage, kata Dicky, sebelumnya pernah dipakai KAI selama 38 tahun pada periode 1953-1991. Sedangkan lokomotif disel pertama yang mengadaptasi konsep itu adalah CC 200.
 
 
"Livery Vintage sudah diaplikasikan oleh KAI pada Lokomotif CC 201-83-31 dan CC 201-83-34 milik Depo Induk Semarang Poncol, dan CC 201-92-01 milik Depo Induk Jember. Pengecatannya dilakukan di bengkel lokomotif KAI di Balai Yasa Yogyakarta," ujarnya.
 
Dicky menjelaskan bahwa lokomotif dengan nuansa klasik itu mampu melaju dengan kecepatan rata-rata 120 km/jam yang ditenagai mesin 1.950 horse power.
 
 
Selain itu, lokomotif tersebut dilengkapi dua bogie dengan tiga gandar penggerak dan enam motor traksi. "Lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintasan datar hingga pegunungan," ungkap Dicky.
 
 
Ia berharap dengan dihadirkannya lokomotif bergaya livery vintage itu, dapat menambah wawasan masyarakat terhadap transportasi kereta api karena moda tersebut sudah ada sejak 1864 di Tanah Air.
 
 
"Peresmian lokomotif livery vintage keempat ini untuk memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada hari yang sama, pada 10 November. Ini juga sebagai bukti dedikasi pada sejarah, karya, juga sumbangsih bagi masyarakat luas baik bagi KAI maupun IRPS," ucap dia.
 
 
Sementara itu Ketua Umum IRPS Ricki Dwi Agusti menilai langkah PT KAI Daop 3 Cirebon dalam menghadirkan lokomotif livery vintage itu sudah tepat dan komunitasnya akan terus membantu untuk edukasi sejarah perkeretaapian kepada masyarakat luas.
 
 
"Harapannya dapat menambah rasa cinta dan kepedulian pada perkembangan kereta api dari dulu hingga sekarang," ucap dia.

Baca juga: Volume angkutan barang KAI Daop 3 Cirebon capai 281 ribu ton 

Baca juga: KAI Daop Cirebon minta warga hati-hati laju KA bisa capai 120 km/jam
 

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023