Pekanbaru (ANTARA News) - Hujan ringan dengan durasi kurang dari 15 menit mengguyur sebagian wilayah Kota Pekanbaru Provinsi Riau setelah selama dua pekan sebelumnya daerah ini dilanda panas ekstrem dengan temperatur mencapai 37 derajat celsius.

Hujan ringan di kota ini terjadi pada Selasa mulai pukul 17.28 WIB dan hanya bertahan hingga pukul 17.43 WIB.

Sebelum dilanda hujan ringan, sejak pagi Kota Pekanbaru telah dilanda mendung bercampur asap, pola awan juga mulai tampak sempurna dengan membentuk gumpalan-gumpalan besar.

Mendung sempat berubah menjadi panas pada pukul 13.00 hingga menjangkau pukul 15.00 WIB dengan temperatur rata-rata di siang tadi sekitar 36,0 derajat selsiun, demikian analis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru.

Kondisi panas bertahan cukup lama setelah kemudian mendung bercampur asap kembali "mengurung" langit di atas Ibu Kota Provinsi Riau hingga akhirnya terjadi hujan ringan di pukul 17.28 WIB.

Yudhistira Mawaddah Warahma selaku analis BMKG Stasiun Pekanbaru yang ditemui Antara di Pekanbaru sebelumnya telah memprediksi potensi hujan ringan tersebut.

Dari hasil monitoring citra satelit awan, analisa streamline dan kondisi fisis serta dinamis udara, menurut dia cuaca di sebagian besar Riau cerah hingga berawan namun tetap diselimuti kabut asap tebal yang merupakan dampak dari peristiwa kebakaran lahan gambut di berbagai wilayah kabupaten.

Menurut analis ini, peluang terjadinya hujan dengan intensitas ringan dan masih bersifat lokal berpeluang terjadi di wilayah Riau bagian tengah, seperti Kabupaten Siak, Bengkalis, Kampar dan Pekanbaru.

Yudhistira mengatakan, potensi hujan ringan ini berpeluang terjadi pada sore hingga malam hari dan akan berlanjut hingga beberapa hari ke depan.

"Kondisinya sudah mulai normal setelah badai tropis yang sempat terjadi di beberapa titik berdekatan dengan Pulau Sumatera mulai hilang," katanya.

Analis ini mengatakan, peluang hujan akan lebih besar mengingat adanya upaya hujan buatan yang dilakukan pemerintah melakui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Penaburan garam di tumpukan awan kana merangsang terjadinya hujan," katanya.

(KR-FZR/H-KWR)

Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013