Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama membuat terobosan dengan membuka Universitas Islam Siber (Cyber Islamic University) untuk membantu para guru di berbagai daerah, utamanya pelosok, yang selama ini kesulitan mengakses perkuliahan.

Direktur Pendidikan Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag Ahmad Zainul Hamdi mengatakan program tersebut membuat guru madrasah di manapun berada bisa tetap melanjutkan ke perguruan tinggi karena perkuliahan sepenuhnya dilakukan berbasis digital.

"Kampus ini menyediakan perkuliahan berbasis digital yang bisa diakses sivitas akademikanya di mana saja mereka berada. Bahkan, seluruh pelayanan di kampus ini diprogram khusus, sejak pendaftaran hingga tuntas lulus dilakukan secara digital," ujar Ahmad dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Kemenag bentuk pusat talenta di tiap perguruan tinggi Islam

Universitas Islam Siber saat ini telah dibangun di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, Jawa Barat. Kampus siber ini dibangun, salah satunya berdasarkan hasil benchmark kepada Universitas Hankuk, Seoul, Korea Selatan, yang menjadi salah satu kampus bergengsi dalam perkuliahan sibernya.

Inung, panggilan akrab Ahmad Zainul Hamdi, mengungkapkan ribuan guru madrasah di pelosok-pelosok daerah sangat membutuhkan afirmasi pendidikan lanjutan untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuannya.

Di antara mereka ada yang berada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar. Mereka kesulitan berkuliah lantaran terkendala jarak geografis, akses hingga biaya. Padahal, mereka umumnya telah mengabdi di madrasah atau pesantren selama bertahun-tahun.

Selain menjangkau guru-guru di pelosok negeri, kata Inung, ke depan pendirian Universitas Islam Siber ini juga bertujuan memberikan akses kepada pekerja migran Indonesia (PMI) yang berkeinginan untuk berkuliah dalam bidang agama.

Baca juga: Perkuat kompetensi guru, Kemenag buka tiga pelatihan bersertifikat

"Nah ini kita siapkan. Melalui perkuliahan jarak jauh, kampus ini bisa memberikan kuliah bagi ribuan mahasiswa dari berbagai wilayah namun kualitas tetap terkontrol," ujarnya.

Inung menjelaskan ada sembilan studio di UIN Syekh Nurjati dengan perangkat teknologi yang sangat mendukung pembelajaran jarak jauh. Untuk memastikan program ini berjalan baik, beberapa profesor dari Universitas Hankuk juga sudah melihat langsung di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Ia mengemukakan kampus yang akan bernama Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) ini telah berjalan sejak 2 tahun lalu dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan ditargetkan pada pertengahan 2024 seluruh layanannya serba digital.

Sementara itu, Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Kerjasama Diktis Kemenag Thobib Al-Asyhar mengatakan pendirian kampus siber ini merupakan salah satu program prioritas Kemenag.

Baca juga: Kemenag salurkan tunjangan khusus bagi guru madrasah di wilayah 3T

"Kampus tersebut didesain secara khusus untuk program pelayanan, pengelolaan, dan perkuliahan yang keseluruhannya dilakukan jarak jauh berbasis digital," katanya.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023