JAKARTA (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta pemerintah daerah memikirkan penyediaan menu makanan untuk mencegah stunting dalam Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) tetap sesuai dengan standar gizi dengan berbasis kearifan lokal masing-masing.

"Menurut saya kita dorong makanan tambahan berbasis kearifan lokal. Enggak usah paksa harus seragam apalagi pakai nugget, pakai tahu yang kemudian di dalamnya dikasih nugget itu saya kira enggak bener," kata dia setelah menghadiri seminar bertajuk "Bersama Cegah Silent Pandemic Resistansi Antimikroba" di Jakarta, Senin.

Meskipun saat ini pemerintah daerah leluasa menentukan menu dalam program itu, katanya, mereka harus tetap memikirkan menu PMT yang sesuai standar gizi dengan berbasis kearifan lokal.

Dia mencontohkan tentang makanan berbasis kearifan lokal di daerah dengan usaha peternakan ayam yang cukup banyak sehingga daging ayam dan telur bisa digunakan sebagai bahan makanan PMT.

Ia menjelaskan tentang menu makanan dengan gizi seimbang, antara lain harus memenuhi syarat karbohidrat, protein hewani, vitamin, dan mineral.

"Program ini untuk meningkatkan atau menambah mereka yang mengalami gizi kurang, terutama mereka yang sedang hamil, ibu hamil, dan anak di bawah dua tahun," katanya.

Baca juga: Trenggalek giatkan pemberian makanan tambahan untuk tekan stunting

Ia juga mengingatkan pemerintah daerah dan jajaran agar menggunakan anggaran untuk Program PMT dengan baik. Pemerintah pusat telah menyediakan alokasi untuk APBD dan Dana Desa guna program penanganan stunting.

"Terutama APBD dan Dana Desa, itu bisa digunakan bersama. Jadi dana daerah dan Dana Desa bisa digunakan bersama-sama," ujarnya.

Pemerintah memiliki target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024 untuk kepentingan jangka panjang menyiapkan generasi emas pada 2045.

"Saya minta betul kepada semua ya, semua kepala daerah tak main-main dengan penyediaan makanan tambahan ini, untuk penanganan stunting karena ini berkaitan target Pak Presiden yang 14 persen, kemudian juga jangka panjang menyiapkan generasi emas 2045," katanya.​​​​​​​

Pada kesempatan itu, ia mengemukakan pentingnya Pemerintah Kota Depok melakukan perbaikan terkait dengan penyediaan menu PMT agar memenuhi kebutuhan gizi secara seimbang.

"Karena makanan tambahan harus memenuhi syarat karbohidrat, protein hewani, vitamin, mineral, harus betul-betul syarat cukup," katanya.

Ia juga mengatakan tentang distribusi pelaksanaan program itu yang bisa diserahkan kepada masing-masing desa, sedangkan penyediaan menu secara bervariasi bisa melibatkan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.

Baca juga: Kemenkes rencanakan Rp1,9 triliun untuk PMT lokal 2024
Baca juga: PMT lokal turunkan angka balita gizi kurang jadi 3,9 persen
Baca juga: Pemberian makanan tambahan berbahan lokal bantu cegah stunting

 

Pewarta: Erlangga Bregas Prakoso
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023