Pemikiran para insinyur ASEAN bisa berkontribusi secara regional dan ASEAN bisa maju bersama,
Badung, Bali (ANTARA) - Sekitar 1.200 insinyur dari 10 negara Asia Tenggara bertemu di Bali dalam Konferensi Organisasi Insinyur ASEAN (CAFEO) ke-41 untuk membahas kontribusi dalam mendukung optimalisasi ekonomi biru dan energi hijau di kawasan.

“Pemikiran para insinyur ASEAN bisa berkontribusi secara regional dan ASEAN bisa maju bersama,” kata Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Danis Hidayat Sumadilaga menjelang pelaksanaan CAFEO ke-41 di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Senin.

Ia menjelaskan kawasan ASEAN memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) atau energi hijau ramah lingkungan yang besar dan perlu dukungan dari para insinyur untuk mempercepat realisasi potensi tersebut.

Baca juga: PLN kerja sama dengan lima perusahaan dunia kembangkan listrik hijau

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) potensi EBT di ASEAN diperkirakan mencapai 17 ribu gigawatt.

Di Indonesia, potensi EBT diperkirakan mendekati 3.700 gigawatt dan yang baru dimanfaatkan mencapai sekitar 12,54 gigawatt.

Sumber EBT di ASEAN termasuk yang dimiliki Indonesia di antaranya geotermal, tenaga surya, biomassa hingga tenaga angin.

Sementara itu, potensi ekonomi biru di ASEAN juga besar karena sebagian besar wilayah dari 10 negara di Asia Tenggara berbatasan dengan kawasan laut.

Untuk itu, para insinyur siap memberikan dukungan kepada ASEAN termasuk Indonesia di antaranya melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang memiliki lima kebijakan dalam pengembangan ekonomi biru.

Kebijakan itu di antaranya pengembangan wilayah konservasi, penangkapan ikan berbasis kuota, budi daya perikanan, pengawasan wilayah pesisir dan pulau kecil serta upaya mengatasi pencemaran sampah di laut.

“Bagaimana memperluas persentase cakupan wilayah konservasi itu caranya dengan identifikasi daerah yang perlu pemetaan, perlu dukungan insinyur bidang pemetaan laut,” katanya.

Baca juga: Ekonom: Masyarakat dapat ubah gaya hidup guna dukung ekonomi hijau

Ia menjelaskan insinyur dari Indonesia yang hadir dalam pertemuan itu mencapai sekitar 400 orang dan dari luar negeri termasuk ASEAN mencapai sekitar 800 orang.

Pertemuan para insinyur tahun ini di Bali menekankan kolaborasi mendukung ekonomi biru dan energi hijau melalui pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang sesama insinyur dari negara ASEAN.

Sebelum pelaksanaan CAFEO ke-41, untuk internal PII diawali dengan Rapat Pimpinan Nasional di Kampus Universitas Udayana, Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023