Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan gejolak politik yang terjadi di Mesir bisa menganggu kestabilan keamanan regional dan mempengaruhi harga minyak dunia.

"Ini bisa menimbulkan situasi pasar yang dapat dikatakan tidak stabil, terutama kekhawatiran itu bisa memicu kenaikan harga minyak," ujarnya di Jakarta, Kamis.

Menurut Hatta, tren kenaikan harga minyak akibat krisis Mesir tersebut dapat mengakibatkan gangguan dalam ketahanan fiskal nasional dan memberikan dampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

"Saya berharap jangan sampai ada spekulasi sehingga menimbulkan harga crude minyak meningkat. Karena itu akan memukul kita, menaikkan belanja subsidi, menaikkan impor, dan menguras devisa," katanya.

Untuk itu, ia mengharapkan kondisi Mesir dapat kembali pulih dan krisis politik dapat teratasi agar kestabilan kawasan di wilayah Afrika Utara dan Timur Tengah dapat terjadi.

"Kita harapkan situasi Mesir bisa segera pulih, ketegangan politik internal mereda dan memberikan dampak positif bagi situasi ekonomi di kawasan," kata Hatta.

Pemerintah dalam APBN-Perubahan 2013 menetapkan asumsi harga ICP minyak sebesar 108 dolar AS per barel, sedangkan rata-rata harga ICP minyak per Juni telah mencapai 106,5 dolar AS per barel.

Pada Rabu malam waktu setempat (Kamis dini hari WIB), Panglima Angkatan Bersenjata Mesir, Jenderal Abdel Fatah Al Sisi, secara resmi mengumumkan peta jalan bagi masa depan Mesir sekaligus melengserkan Presiden Moursi dan menetapkan Ketua Mahkamah Konstitusi untuk melaksanakan tugas-tugas presiden.

Pemerintah melalui Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyampaikan keprihatinan atas gejolak politik yang akhirnya menggulingkan pemerintahan Presiden Mohammad Morsi di Mesir.

"Kiranya situasi di Mesir dapat segera pulih dan proses demokratisasi sesuai keinginan serta harapan bangsa dan rakyat Mesir akan terus bergulir," kata Marty.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013