Rata-rata harga hari ini Rp10.000 per ons
Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Harga cabai rawit di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah masih tinggi, yakni Rp100.000 per kilogram, jauh di atas harga normal yang hanya Rp 25.000 per kilogram.

"Rata-rata harga hari ini Rp10.000 per ons, tapi ada juga yang menjual di atas harga itu. Memang sampai hari ini harganya masih mahal karena pasokan dari Jawa dan petani lokal masih sedikit makanya harganya naik," kata Mariati, pedagang di Pasar Keramat Sampit, Senin.

Harga cabai rawit melonjak karena permintaan meningkat menjelang Ramadhan, sementara pasokan masih terbatas. Bahkan akhir Juni lalu harga cabai rawit sempat menembus Rp120.000 per kilogram.

Selama ini pasokan cabai rawit di Sampit masih mengandalkan kiriman dari luar daerah, seperti Jawa dan Kalimantan Selatan karena pasokan dari petani lokal masih sedikit. Akibatnya, ketika pasokan terhambat atau terjadi peningkatan permintaan maka harga langsung melonjak.

Agar tidak terlalu terpengaruh kenaikan harga, warga mencoba menanam untuk kebutuhan sendiri atau mengurangi konsumsi cabai.

"Saya tidak banyak membeli cabai di pasar karena di samping rumah saya sudah banyak yang berbuah. Dulu cabai rawit yang busuk itu saya sebar di tanah ...dibiarkan begitu saja ternyata bijinya itu bisa tumbuh. Sekarang saya mulai menikmati hasilnya," kata Marisa, ibu rumah tangga yang menanam cabai di pekarangannya.

Sementara itu, sejumlah pemilik rumah makan kini mulai mengurangi penggunaan cabai rawit untuk membuat sambal. Kini mereka mulai menggunakan cabai keriting besar karena harganya masih lebih murah dibanding cabai rawit.

"Cabai besar itu kan harganya masih lebih murah dibanding cabai rawit, tapi memang ada pembeli yang mengeluh karena katanya rasanya kurang pedas. Kami hanya beri pengertian bahwa saat ini harga cabai rawit mahal, jadi pelanggan mengerti," kata Firman, salah seorang penjual makanan.

Pewarta: Norjani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013