Bagaimana kita bisa memanfaatkan ruang-ruang cagar budaya untuk bisa memberikan destinasi baru kepada masyarakat.
Kota Bengkulu (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar teater yang dilakukan oleh Teater Koma dengan lakon 'Roro Jonggrang' yang disaksikan oleh ratusan warga di Benteng Marlborough Kota Bengkulu.

Kepala Balai Media Kebudayaan (BMK) Kemendikbudristek Retno Raswaty menerangkan, kisah Roro Jonggrang yang dimainkan Teater Koma dipenuhi dengan nilai pelajaran etika serta moral kepada manusia dan inti besar dari lakon Roro Jonggrang yakni tentang keberanian, kejujuran, serta kerja keras.
 
"Lakon Roro Jonggrang banyak memberikan pesan etika dan moral bagi kita semua, di antaranya pelajaran moral yang erat kaitannya dengan keberanian, kejujuran dan kerja keras," kata dia di Bengkulu, Sabtu malam (25/11).
 
Dengan adanya teater di Kota Bengkulu, dirinya mengapresiasi dan memberi dukungan penuh terhadap penyelenggaraan pementasan lakon Roro Jonggrang oleh Teater Koma.

Baca juga: Pendiri teater Koma Nano Riantiarno meninggal dunia

Baca juga: Teater Koma gelar pertunjukan "Sampek Engtay" usai tertunda dua tahun
 
Sebab, Teater Koma telah menjadi nadi dalam dunia teater Tanah Air yang hingga saat ini masih terus berkiprah dalam pagelaran seni teater di Indonesia.
 
Selain itu, kata Retno, inspirasi karya Teater Koma menjadi rujukan untuk dunia seni teater nasional yang mendorong penyebarluasan budaya dengan kreasi modern.
 
"Semua alur cerita Roro Jonggrang karya Teater Koma menonjolkan kearifan lokal dan kekayaan budaya Indonesia. Lakon Roro Jonggrang garapan Teater Koma mampu terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, tanpa meninggalkan identitas budaya," ujar dia.
 
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung Nurmantias menyebutkan masyarakat menilai jika cagar budaya di Benteng Malborough Bengkulu adalah tempat yang penuh dengan mistis atau menakutkan.
 
Namun, melalui kegiatan pertunjukan oleh Teater Koma dengan lakon Roro Jonggrang memberikan inspirasi bahwa cagar budaya adalah ruang-ruang ekspresi budaya.
 
"Bagaimana kita bisa memanfaatkan ruang-ruang cagar budaya untuk bisa memberikan destinasi baru kepada masyarakat. Ini adalah sebuah terobosan baru yang harus kita ambil sudah tentu manfaatnya untuk bersama. Jadi yang perlu kita sampaikan kepada masyarakat dengan hadirnya Teater Koma di Bengkulu akan memberikan nafas kepada kita bahwa kebudayaan itu harus ada pengembangan dan pemanfaatan," kata dia.
 
Sementara itu, Asisten Sutradara, Rangga Riantiarno mengatakan aksi teater 'Roro Jonggrang' ini tidak hanya sebagai penghormatan kepada karya N. Riantiarno selaku penulis naskah, tetapi juga sebagai sarana untuk menggali lebih dalam budaya dan sejarah Indonesia.
 
"Mudah-mudahan yang menonton mendapatkan manfaat, tidak hanya terhibur tetapi bisa memberikan inspirasi kepada masyarakat teater di Bengkulu," sebut Rangga sekaligus pemeran Bandung Bondowoso.*

Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023