Hal itu diwujudkan dengan menggelar pengembangan ekonomi kreatif berbasis kemitraan bertajuk "Dangdut Goes To UNESCO" di Lapangan Banteng, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Minggu (26/11) malam.
Menurut dia, saat ini belum ada sertifikat untuk para seniman dangdut. "Kalau sudah ada sertifikat dari UNESCO maka akan meningkatkan ekonomi dari para seniman seperti royalti dan lainnya," katanya.
Baca juga: Song Joong Ki belajar goyang dangdut di Jakarta
DKI Jakarta telah mendapatkan Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia yang menyatakan bahwa dangdut berasal dari Jakarta.
Setelah mendapat sertifikat tersebut, maka akan diajukan ke Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) untuk dinilai bagaimana kegiatan dangdut dan apakah benar dari Jakarta.
Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat menggelar pengembangan ekonomi kreatif berbasis kemitraan bertajuk "Dangdut Goes To UNESCO" yang diisi dengan gelar wicara (talkshow) seputar pengetahuan mengenai dangdut kepada masyarakat.
Baca juga: Sambut HUT Jakarta RPTRA/RTH Kalijodo gelar berbagai festival
Selain itu, Wiwik juga melihat antusiasme masyarakat yang bagus terhadap kegiatan ini. Hal itu karena Sudin Parekraf Kota Administrasi Jakarta Pusat (Jakpus) berkolaborasi dengan PAMMI dan Lembaga Kesenian Betawi.
"Antusiasme masyarakat sangat bagus sejak gladi saja sudah ramai karena PAMMI ketuanya adalah Bang H Rhoma Irama yang memang gencar mengkampanyekan dangdut adalah warisan Indonesia," kata Wiwik.
Wiwik berharap UNESCO dapat melihat bahwa dangdut memang pantas menjadi WBTB asal Indonesia khususnya Jakarta yang mengajukan. "Dangdut memang harus diangkat harkat dan martabatnya agar dikenal dengan nilai yang baik dimata masyarakat Indonesia dan dunia," katanya.
Baca juga: Ancol gelar dangdut tiap akhir pekan
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023