Jakarta (ANTARA) - Antropolog Universitas Andalas (Unand) Kota Padang, Sumatera Barat, Doktor Lucky Zamzami menekankan pentingnya para nelayan di Indonesia untuk memperhatikan pemilihan atau pengembangan alat tangkap yang selektif dalam praktik berkelanjutan penangkapan ikan.

“Pengembangan alat yang selektif ini bisa memungkinkan penangkapan spesies yang ditargetkan sambil mengurangi tangkapan ikan yang tidak diinginkan atau yang belum matang,” kata Lucky di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan keterlibatan generasi muda juga merupakan praktik berkelanjutan yang penting dalam upaya pengelolaan sumber daya kelautan.

Lucky meyakini bahwa anak muda memiliki potensi untuk meneruskan arus inovasi teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dalam praktik berkelanjutan penangkapan ikan.

Baca juga: DKPP: Nelayan Cirebon sudah menerima alat tangkap ramah lingkungan

Baca juga: KKP menyalurkan alat tangkap kepada nelayan di Kota Sorong


Praktik selanjutnya, kata dia, dengan memberikan pelatihan dan edukasi kepada para nelayan tentang cara penangkapan ikan berkelanjutan yang menjadi landasan penting dalam usaha menjaga ekosistem kelautan.

“Pengetahuan lokal harus diperdalam serta partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya kelautan juga lebih ditingkatkan lagi,” ungkapnya.

Kemitraan antara nelayan, ilmuwan, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), kata dia dapat menjadi wadah penting dalam menggabungkan pengetahuan tradisional dengan data ilmiah.

Sementara itu, Lucky yang meraih gelar doktor pada Jurusan Antropologi Maritim Tokyo University of Marine Science and Technology menegaskan bahwa penghormatan yang mendalam terhadap laut sebagai sumber kehidupan tidak bisa dilepaskan dari kehadiran spiritual yang kuat seperti tradisi keagamaan, ritual dan acara adat.

“Masyarakat pesisir juga sering merayakan kehidupan laut melalui festival dan perayaan khusus yang menghormati tradisi pesisir seperti lomba perahu, ritual keagamaan, atau pertunjukan seni yang terinspirasi oleh laut,” kata Lucky.

Dia menambahkan bahwa melalui pelestarian budaya, pengetahuan tradisional tentang sumber daya alam dapat dipertahankan, termasuk pengetahuan tentang flora dan fauna laut, siklus musim, dan pola cuaca.*

Baca juga: Diskan Mukomuko modifikasi trawl menjadi alat tangkap ramah lingkungan

Baca juga: SFP: Kakap-kerapu hadapi masalah alat tangkap tak ramah lingkungan


Pewarta: Rivan Awal Lingga
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023