Jakarta (ANTARA) - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam rangka mempercepat pembangunan desa berbasis data.

"Dalam membangun desa kita butuh kolaborasi. Karena tidak mungkin Kemendes PDTT menangani sendiri 75 ribu lebih desa yang butuh sentuhan," ujar Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Oleh karena itu, ia mengatakan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka percepatan pembangunan desa penting, salah satunya dengan BRIN.

Mendes mengatakan kementeriannya telah merancang pembangunan desa berbasis masalah, bukan berbasis keinginan desa.

"Kita munculkan gagasan SDGs Desa, itu supaya mendetailkan masalah di desa. Kita kuatkan data dan membuat perencanaan pembangunan di desa itu berbasis data," tuturnya saat menerima audiensi BRIN dalam rangka Memaksimalkan Implementasi Kegiatan Membangun Desa.

Baca juga: Mendes: Pembangunan desa berbasis teknologi pangkas waktu pembangunan

Baca juga: Komisi V DPR minta Kemendes PDTT percepat serapan anggaran 2023

Baca juga: Kemendes PDTT-BKKBN sepakat sinkronisasi program penurunan stunting


Ia menyampaikan Kemendes PDTT dan BRIN berencana untuk mengunjungi Desa Laramo di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara yang merupakan desa binaan BRIN.

Sementara itu, Peneliti Ahli Utama BRIN Prof Siti Zuhro menyampaikan salah satu desa yang menjadi binaan BRIN yakni Desa Laramo di Konawe Utara. Desa ini dinilai belum tersentuh dan belum diberikan pemahaman tentang pembangunan desa.

"Kami eksekusi Desa Lamaro. Kami ajak bergerak cepat pembangunan desa di sana selama tiga bulan hingga bulan Desember ini. Kami ingin jadikan desa percontohan di sana," tuturnya.

Ia menyampaikan bersama masyarakat pihaknya membangun lahan kosong untuk dijadikan rumah inovasi, serta menciptakan pasar kaget untuk menggerakkan ekonomi di Desa Lamaro.

Ia menambahkan BRIN telah melakukan pelatihan dalam memanfaatkan sejumlah potensi yang ada di Desa Lamaro seperti pelatihan pengolahan cengkeh, pengolahan sagu dan lainnya.

"Di sana penghasil cengkeh, penghasil sagu dan memiliki wisata jika dikembangkan," katanya.

Oleh karena itu, BRIN sangat optimistis Desa Lamaro bisa turut berkompetisi di tingkat nasional hingga internasional jika mendapat dukungan dari berbagai pihak salah satunya dengan Kemendes PDTT.

"Dengan kolaborasi, percepatan pembangunan di desa akan segera terwujud dengan cepat," ujarnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2023