Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak semua pihak untuk melakukan refleksi 15 tahun reformasi untuk memperbaiki kekurangan yang masih ada.

"Saya ingin ingatkan kalau bicara reformasi mau tidak mau bicara koreksi, pembaruan, dan perubahan. Kalau bicara reformasi dan transformasi maka ia adalah sebuah proses bukan kerja sekali jadi, reformasi juga kesinambungan dan perubahan," kata Presiden saat memberikan sambutan dalam buka puasa bersama pimpinan media massa dan wartawan di Istana Negara, Jakarta, Selasa.

Presiden mengatakan dalam perjalanan reformasi tentu ada hal-hal positif yang telah dicapai, namun di pihak lain masih ada yang perlu dibenahi.

"Reformasi tidak boleh patah dan berhenti di jalan, jangan gegap gempita jebol sana dan sini kemudian kehilangan daya. Sebuah reformasi dan perubahan besar bisa menyakitkan, ada pasang surut, ada `set back`, yang penting berjalan dan berlanjut. Apalagi bukan hanya reformasi tapi juga transformasi. Bangsa ini terus lakukan pembaharuan artinya tidak patah di tengah jalan," tegas Presiden.

"Setelah 15 tahun kita memang mesti lakukan koreksi dan refleksi dan perbaikan, karena kita tidak ingin ada koreksi besar lagi seperti 1966 atau 1998, kita tidak perlu menunggu era yang dramatis dan radikal, kita sadar tidak pernah ada sistem atau tatanan yang sempurna," tambah Presiden.

Oleh karena itu, Presiden tidak hanya mengajak kalangan pemerintah untuk melakukan refleksi, namun semua komponen termasuk pers dan media massa, TNI, Polri, dan berbagai komponen lainnya.

Acara buka puasa yang diselenggarakan oleh Presiden dan Ibu Negara dihadiri oleh pimpinan media massa, wartawan senior, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, dan juga wartawan yang biasa meliput di lingkungan Istana Presiden.

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013