Kuncinya bagaimana meng-unlock karbon trading. Kita sudah luncurkan lokal karbon exchange yang harapannya secara sertifikasi bisa masuk ke skala global dengan kualitas internasional
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan, termasuk perusahaan BUMN Perhutani akan meraup lebih banyak pendapatan atau revenue jika lokal karbon exchange dapat menembus skala global.

“Kuncinya bagaimana meng-unlock karbon trading. Kita sudah luncurkan lokal karbon exchange yang harapannya secara sertifikasi bisa masuk ke skala global dengan kualitas internasional,” kata Kartika Wirjoatmodjo dalam Seminar Nasinal Outlook Perekonomian Nasional di Jakarta, Jumat.

Wamen BUMN yang akrab disapa Tiko itu menyampaikan bahwa salah satu penurunan emisi di tanah air didukung oleh land use, deforestasi dan nature based solution untuk konservasi hutan.

Melalui 120 juta hektare hutan yang dimiliki Indonesia, Tiko yakin Indonesia akan meraup untuk banyak jika bisa melakukan perdagangan global dengan memanfaatkan nilai kredit karbon.

“Kita sekarang lakukan skema ini supaya perusahaan-perusahaan yang bergerak di perhutanan bahkan BUMN seperti Perhutani bisa melakukan investasi untuk nature based solution, land use, konservasi hutan dan nantinya bisa mendapatkan revenue dari melakukan karbon exchange secara domestik maupun global,” ucapnya.

Lebih lanjut Tiko menyampaikan, selain mengupayakan bursa karbon Indonesia dapat go global, upaya menuju transisi energi baru dan terbarukan jika dilakukan pemerintah dengan memperkuat ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Menurutnya, dua tantangan besar dalam penciptaan ekosistem EV adalah penyediaan baterai dan meningkatkan demand. Saat ini, pemerintah bersama PT Aneka Tambang atau Antam dan Vale tengah membangun ekosistem baterai EV.

“Kita sedang proses bersama Vale juga, bagaimana ada 3 ekosistem baterai yang kita bangun. Tentu ini membutuhkan pendanaan dalam skala besar untuk pembangunan upstream-nya, mainstream-nya, pembangunan smelter dan sebagainya,” ujar Tiko.

Sedangkan dari sisi demand, lanjutnya, pemerintah tengah berupaya meningkatkan minat masyarakat untuk membeli motor maupun motor listrik atau melakukan konversi ke EV dengan memberikan sejumlah subsidi.

Tak hanya itu, pemerintah juga tengah mendorong agar perbankan mulai membiayai pembelian kendaraan listrik.

“Ini satu ekosistem yang besar. Transisi energi ini ada ekosistem hutan, ekosistem transportasi. Ini sudah kita rancang berbagai skema tapi tentunya tidak mungkin tanpa dukungan pendanaan internasional terutama dengan skala besar dan tenor yang panjang,” kata Tiko.

Baca juga: Menkeu: RI berkontribusi 15 persen pada Pasar Karbon Sukarela Asia

Baca juga: OJK: Nilai perdagangan di bursa karbon Rp30,7 miliar per November 2023

Baca juga: IDCTA: Partisipasi global tingkatkan penjualan kredit karbon Indonesia

Baca juga: LPPI: Penerapan perdagangan bursa karbon perlu diawasi secara ketat


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023