Fondasi itu sebagai pembangun peradaban, benteng itu sebagai pencegah ketika ada ancaman-ancaman (terhadap) peradaban
Jakarta (ANTARA) - Koalisi Nasional Perlindungan Keluarga (KNPK) Indonesia dalam peringatan HUT ketiganya menggelar diskusi yang menyoroti ketahanan keluarga dan pengaruhnya dalam membangun peradaban.

Dalam acara itu, yang digelar bekerja sama dengan Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI) Pusat dan Penggiat Keluarga (GIGA) Indonesia, KNPK menghadirkan Guru Besar Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Euis Sunarti sebagai satu-satunya pembicara.

Prof. Euis, dalam sesi seminar yang berlangsung secara virtual (webinar) di Jakarta, Jumat, menjelaskan keluarga sebagai unit sosial terkecil merupakan fondasi sekaligus benteng peradaban.

"Fondasi itu sebagai pembangun peradaban, benteng itu sebagai pencegah ketika ada ancaman-ancaman (terhadap) peradaban," kata Euis.

Dalam seminar itu, Euis menjelaskan pentingnya membentuk keluarga yang berketahanan demi menjaga keluarga sebagai fondasi dan benteng peradaban. Keluarga yang berketahanan dibentuk dengan memastikan tiap unsur di dalamnya menjalankan peran, tugas, dan fungsinya.

Baca juga: KNPK: Pembangunan keluarga perlu dibahas dalam debat capres-cawapres

Baca juga: Gubernur Jatim ajak istri ASN bangun ketahanan keluarga


Bagi Euis, yang merupakan satu-satunya guru besar bidang ketahanan dan pemberdayaan keluarga, adanya keluarga yang berketahanan membantu mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang positif.

"Tetapi, ketika keluarga tidak berketahanan dan bukan unit sosial yang menghasilkan individu berkualitas, maka yang akan dihasilkan bukan masyarakat madani, tetapi sebaliknya sehingga ketahanan bangsa dan negara Indonesia akan menjadi bermasalah," ucap dia.

Dia menilai saat ini perlu ada pemetaan keluarga-keluarga di Indonesia yang berketahanan dan tidak. Setidaknya, menurut Euis, ada kurang lebih 70 juta keluarga di Indonesia.

"Keterbandingan keluarga yang berketahanan dan tidak berketahanan ini yang sebetulnya perlu kita petakan," ujar Euis.

Dalam kesempatan yang sama, Euis menilai masih banyak keluarga di Indonesia yang rentan, alias kurang berketahanan. Oleh karena itu, dia meyakini pemerintah punya peran yang krusial untuk membentuk keluarga-keluarga di Indonesia punya ketahanan.

"Seluruh kebijakan pemerintah akan berdampak pada keluarga. Jika kita ingin keluarga berketahanan dan berkualitas, maka pembangunan harus ramah keluarga," tutur Euis.

Dia melanjutkan ramah keluarga itu maksudnya setiap kebijakan pembangunan jangan sampai menambah krisis dan memperparah kerentanan terhadap keluarga.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023