Air bersih ada, toilet umum sudah disiapkan, dapur umum sangat siap
Kupang (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyalurkan bantuan senilai Rp250 juta kepada pemerintah Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur guna membantu penanganan pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulangitang.

Deputi Bidang Logistik dan Peralatan (Logpal) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat dalam kunjungannya ke lokasi bencana pada Kamis (4/1) mengatakan bahwa bantuan itu diberikan untuk membantu penanganan para pengungsi.

"Selain uang tunai, kami juga serahkan 4.000 lembar masker, 500 paket sembako, hygiene kit sebanyak 250 paket," katanya.

Selain menyerahkan sejumlah bantuan tersebut, Lilik Kurniawan bersama Tenaga Ahli BNPB Bambang Eko Pratolo meninjau lokasi bencana erupsi gunung berapi dan meninjau langsung sejumlah kamp pengungsian yang tersebar di beberapa lokasi.

Baca juga: Bupati Manggarai Timur imbau warga antisipasi sebaran debu vulkanik
Baca juga: Jarak pandang terbatas dampak letusan Lewotobi, otoritas larang aktivitas pelayaran


Lilik berharap agar SK berkaitan dengan Posko bisa segera diteken oleh PJ Bupati Flores Timur sehingga segala operasional penanganan darurat dapat lebih maksimal.

"BNPB akan melakukan pendampingan. Kami telah meninjau posko utama di kantor BPBD dan harus ada pos lapangan di sekitar pengungsian.," ujar dia.

Dari peninjauan itu, Deputi Logpal memberikan arahan agar sisa barang logistik maupun peralatan segera didistribusikan kepada warga terdampak.

Jika nanti habis, maka BPBD Kabupaten Flores Timur dapat mengajukan kepada BNPB. Dalam kondisi darurat, kebutuhan dasar masyarakat harus menjadi prioritas utama sebab keselamatan masyarakat adalah hukum tertinggi.

“Gudang logistik di posko utama masih ada barang-barang. Kami telah meminta agar segera didistribusikan untuk warga,” tutur Lilik.

Lilik menyempatkan untuk meninjau pengungsian di Desa Konga yang berada di Kecamatan Titihena. Di lokasi itu terdapat 319 KK atau 1.164 jiwa yang mengungsi di tenda pengungsian.

Baca juga: Korem 161 kirim tim kesehatan bantu korban erupsi gunung api
Baca juga: Polda NTT kirim 102 personel bantu korban erupsi gunung Lewotobi


Menurut Lilik, pengungsian di Desa Konga sudah lengkap dengan segala fasilitas yang dibutuhkan warga seperti air bersih, toilet, termasuk dapur umum telah tersedia dan dinilai mampu memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari warga selama di pengungsian.

“Air bersih ada, toilet umum sudah disiapkan, dapur umum sangat siap. Dikeroyok bareng-bareng oleh lintas unsur. Permakanan aman. Sangat aman,” jelas Lilik.

Saat meninjau dapur umum di sana, Lilik memastikan permakanan yang disajikan telah memenuhi gizi yang seimbang. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan permakanan bagi warga pengungsi, dapur umum itu juga menyajikan beberapa makanan tambahan bagi anggota lintas instansi yang bertugas. Di sana, Lilik bahkan turut menggoreng pisang yang akan disajikan bagi warga dan petugas.

Hal serupa juga dilihat Lilik di lokasi pengungsian lain yakni di Desa Boru. Pengungsian yang tersebar di beberapa titik itu telah menampung lebih dari 2.000 jiwa. Dari dua pengungsian besar itu telah terdapat gudang yang menampung logistik dan peralatan bagi warga.

"Dua pengungsian besar itu sudah punya gudang logistik,” ungkap Lilik.

Baca juga: Bandara Frans Seda di Maumere masih ditutup alasan keselamatan
Baca juga: PVMBG: Kabupaten Nagekeo NTT terdampak erupsi Gunung Lewotobi
Baca juga: Terdampak abu vulkanik Lewotobi, warga Ende diimbau pakai masker




 

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024