Tokyo (ANTARA News) - Amerika Serikat mengatakan kepada Jepang, bahwa rudal jarak-jauh Korea Utara Taepodong-2 yang ditembakkan 5 Juli lalu, meledak di tengah angkasa kira-kira 1,5 kilometer dari tempat peluncurannya, kata sumber-sumber pemerintah Jepang Sabtu. Jepang memperkirakan, rudal itu hanya mencapai sekitar 400-600 kilometer jauhnya dari Laut Jepang. Sumber-sumber mengatakan kepada kantor berita Kyodo, bahwa pemerintah Jepang dan AS telah menjejaki garis edar empat rudal balistik Korea Utara lainnya, yang diluncurkan pada hari yang sama. Penemuan bahwa rudal itu tak mencapai Jepang disiarkan dalam satu laporan mengenai kemungkinan insiden pada awal Agustus tersebut, menurut beberapa sumber, seperti dilansir Kyodo. Menurut mereka, informasi satelit AS mengisyaratkan bahwa Taepodong-2 meledak di tengah udara di atas wilayah timur laut negara atau di kawasan perairan di sepinggir Laut Jepang, sekitar 40 detik setelah ditembakkan pada pukul 04:59 waktu setempat. Serpihan-serpihannya jatuh sebagian besar secara vertikal. Rudal Taepodong-2, diperkirakan potensial bisa mencapai sejauh negara bagian Alaska, AS, adalah di antara tujuh roket yang diluncurkan Korea Utara pada hari itu. Sebuah satelit AS menemukan obyek-obyek kecil yang diduga serpihan-serpihan rudal tersebut, kata sumber seraya mengatakan, bahwa namun detil apa yang menyebabkan ledakan rudal tersebut masih belum diketahui. Badan Pertahanan Jepang baru-baru ini menduga, berdasarkan informasi termasuk data dari AS, rudal tersebut jatuh tak membahayakan ke dalam laut pada jarak kira-kira 400-600 kilometer dari pangkalan rudal Musudanri, di provinsi Hamgyong Utara. Jepang memperkirakan, rudal berada di udara dalam tempo 10 menit setelah diluncurkan, kata sumber itu. Para analis pemerintah Jepang dan AS sejauh ini mengindikasikan bahwa Taepodong-2 meledak dan jatuh setelah mesin pendorong gagal bekerja baik setelah peluncuran. Sumber-sumber mengatakan, kapal pemburu Jepang dan AS yang dilengkapi dengan sistem penjejak mutakhir Aegis digelar di Laut Jepang dan Pasifik berhasil menentukan arah terbang rudal kedua, keempat, kelima dan ketujuh Korea Utara itu. Empat roket Korea Utara ini dipercaya sepadan dengan rudal balistik Scud jarak-pendek, sedangkan rudal balistik Rodong ber jarak-sedang, menurut sumber tersebut. Tetapi kapal perang yang dilengkapi dengan peralatan teknologi tinggi ini gagal mengikuti dari dekat tiga rudal lainnya, termasuk Taepodong-2. Peluncuran rudal Korea Utara menjadi sumber keprihatinan internasional, dan mendorong Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi mengecam tindakan Pyongyang yang disetujui secara aklamasi. (*)

Copyright © ANTARA 2006