Surabaya (ANTARA) - Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur dalam survei tentang partisipasi pemilih milenial dan GenZI (Generasi Z Islami) menyimpulkan bahwa 96 persen kalangan milenial dan GenZI akan mencoblos dalam pemilu pada 14 Februari 2024.
 
"Hasil survei SRC IPNU Jatim menunjukkan bahwa pemahaman Gen Z dan milenial terhadap Pemilu 2024 sangat tinggi, ini terlihat dari jawaban dalam pertanyaan pertama yaitu, Tahukah kamu, pemilu serentak akan digelar pada 14 Februari 2024? Jawaban yang mengetahui sebesar 95,29 persen dan yang tidak mengetahui hanya 4,71 persen," kata Co-founder Riset SRC PW IPNU Jawa Timur, M. Toufikur Rozikin dalam keterangannya di Surabaya, Selasa.
 
Menjawab pertanyaan selanjutnya, Apakah kamu akan ikut memilih atau berpartisipasi/mencoblos dalam pemilu serentak 14 Februari 2024? Ada 96 persen yang menjawab akan mengikuti/memilih dan 4 persen yang tidak mengikuti atau tidak tahu.

Selanjutnya survei juga memotret pemahaman tentang visi dan misi calon presiden dan wakil presiden, hasil survei menunjukkan 68,8 persen Gen Z dan milenial mengetahui visi/misi calon, kemudian 31,2 persen tidak mengetahui.
 
SRC IPNU Jatim juga memaparkan tentang isu dan gagasan yang diminati oleh Gen Z dan milenial.
 
Pertama, aspek ekonomi merupakan salah satu komponen penting dalam meninjau kualitas suatu negara, maka penguatan ekonomi dalam suatu negara penting untuk diperhatikan secara serius dengan melihat problem yang terjadi dan peluang yang berpotensi untuk dikembangkan.

Sesuai dengan hasil survei, terdapat beberapa aspek yang menjadi sorotan utama dalam mengatasi bidang penguatan ekonomi, diantaranya 44 persen menjawab pentingnya mengentaskan kemiskinan melalui perluasan kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan kerja.
 
Selanjutnya, 20 persen tentang perlunya menjamin Kemajuan Ekonomi Berbasis Kemandirian dan Pemerataan serta Mendukung Korporasi Indonesia Berhasil di Negeri Sendiri dan Bertumbuh di Kancah Global, 15 persen Membangun dari Desa untuk Pemerataan Ekonomi, 5 persen Mengembangkan Ekonomi dan Industri Kreatif, 3 persen Mewujudkan Upah Berkeadilan, dan 7 persen Tidak Tahu/Menjawab.
 
Dalam bidang pendidikan, isu yang harus diselesaikan dalam pandangan milenial adalah Guru dan Dosen Sejahtera, Berkualitas, dan Kompeten Sejajar Negara Maju (16 persen), Wajib Belajar 12 Tahun Gratis (15 persen), Siswa dan Mahasiswa Sekolah Berkualitas, Biaya Terjangkau dan Tuntas (12 persen).

Selain itu, perlunya Penguatan Pendidikan, Sains, Teknologi dan Digitalisasi (11 persen), Membangun Sekolah-Sekolah Unggul Terintegrasi di Setiap Kabupaten dan Memperbaiki Sekolah yang perlu Renovasi (10 persen), dan Integrasi Pendidikan & Pelatihan Vokasi - Dunia Usaha (9 persen).
 
Berikutnya, Ijazah Pesantren Disetarakan dengan Sekolah Umum, Bisa untuk Melanjutkan Sekolah atau Melamar Kerja (8 persen), Memberi makan siang dan susu Gratis di Sekolah & Pesantren, serta Bantuan Gizi untuk Anak Balita & Ibu Hamil (7 persen), Satu Keluarga Miskin, Satu Sarjana (5 persen), Tidak Tahu/Tidak Menjawab (8 persen).
 
Selain Penguatan Ekonomi dan Pendidikan, survei juga menyoroti gagasan di bidang Sains dan Tekhnologi, Agama dan Kesehatan. Hasil survei juga dibedah dengan narasumber yakni Hikmah Bafaqih (Tim Anis-Muhaimin), Makhyan Jibril Al Farabi (Timses Milenial Prabowo-Gibran) dan Roni Mustamu (Tim Ganjar-Mahfud).

Untuk diketahui, survei yang dilakukan SRC PW IPNU Jawa Timur mengenai Kecenderungan Generasi Millenial dan Gen Z dalam menghadapi Pemilihan Umum tahun 2024 itu dilakukan pada periode 20-28 Desember 2023 dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 4,46 persen, atau tingkat kepuasan 95 persen.
 
Ketua PW IPNU Jatim M. Fakhrul Irfansyah menyebut pihaknya melakukan survei terhadap kalangan milenial dan Gen-Z terkait partisipasi pemilih dan pemahaman terhadap pasangan kandidat calon presiden dan calon wakil presiden dalam Pemilu 2024 sebagai upaya dan komitmen organisasi dalam membangun demokrasi di Indonesia yang indah bagi milenial.
 
"GenZI ini komponen yang menarik dan istimewa, mereka memiliki pengaruh yang besar sehingga ruang demokrasi yang kita akan hadapi ini jangan sampai dianggap hal yang membosankan sebab suara mereka tidak diperhatikan. Dalam proses perbaikan kualitas berbangsa dan bernegara, tentu butuh keterlibatan milenial yang merupakan akar peradaban bangsa kita kedepannya," katanya.

Baca juga: Plt Ketum PPP sarankan anak muda mengenal dunia politik

Baca juga: Ketum PBNU minta IPNU-IPPNU pahami visi dan misi pergerakan

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024