Ini menambahkan sentuhan keanggunan dan kenikmatan yang tak ada habisnya pada setiap gigitannya,
Jakarta (ANTARA) - Prancis merupakan pengekspor 665.000 ton keju berkualitas ke seluruh dunia, dari 3,6 juta sapi perah yang menghasilkan 24 miliar liter susu per tahun.

Dengan produksi sebesar itu, Prancis dapat menghasilkan aneka jenis keju yang tercipta dari berbagai metode produksi yang berbeda. Mulai dari keju lunak dengan kulit yang mekar, ada yang dipres mentah, dipres matang, keju biru, keju olahan, dan lain-lain.

Sayangnya, dari berbagai jenis keju ini, hanya segelintir jenis keju yang dikenal oleh masyarakat Indonesia. Hal inilah yang kemudian membuat Dewan Produk Susu Prancis atau CNIEL (Centre National Interprofessionnel de l'Economie Laitière) berniat untuk memperkenalkan cita rasa dan aneka keju Prancis ke Indonesia.

Setelah sukses memperkenalkan keju Prancis di Bali pada pengujung 2023, CNIEL kemudian membawa rangkaian keju "Europe Full of Character" ini ke Jakarta beberapa waktu lalu dengan bantuan Uni Eropa. Didampingi oleh cheesemonger terkenal Francois Robin dan chef Stefu Santoso, acara ini mempertemukan para chef, distributor keju, dan pemilik restoran untuk menyelami dunia keju Prancis yang menakjubkan, melalui kelas master dan pengalaman mencicipi yang menarik.

Chessemonger adalah orang yang secara khusus mendalami dan memiliki spesialisasi terkait keju. Biasanya cheesemonger ini juga menjual keju, agar konsumen bisa dengan mudah dan tepat mendapatkan informasi, cara penyajian atau tips dalam menyajikan keju yang tepat.
Cheesemonger terkenal Francois Robin dan chef Stefu Santoso, memberikan edukasi kepada para chef, distributor keju, dan pemilik restoran terkait dengan keju Prancis di Jakarta. ANTARA/Ho CNIEL


Acara ini menunjukkan alasan keju Prancis menjadi pilihan utama untuk setiap acara spesial yang menawarkan serangkaian petualangan gastronomi, menyelami dunia keju Prancis yang penuh rasa.

Tujuan utamanya adalah menyalakan semangat serta menghadirkan kegembiraan akan keju dari Prancis ke hati masyarakat Indonesia, serta menumbuhkan rasa kenikmatan dan apresiasi.

"Membawa 'Europe Full of Character' ke Indonesia merupakan perjalanan sangat menarik bagi kami. Keingintahuan akan keju Prancis yang makin meningkat di Asia, khususnya di Indonesia, dapat mengindikasikan revolusi rasa yang didambakan oleh masyarakat Indonesia," ujar Managing Director Asia Pasifik di CNIEL Emilie Martin.

Menawarkan spektrum tekstur yang menarik, aroma khas yang memikat, serta berbagai rasa yang menggoyang lidah, Martin mengatakan keju Prancis dengan mudah dapat menyatu dengan kancah kuliner Asia yang semarak.

"Ini menambahkan sentuhan keanggunan dan kenikmatan yang tak ada habisnya pada setiap gigitannya," kata Emilie.

Dalam acara di Jakarta, Francois Robin memandu para hadirin untuk mengetahui rahasia-rahasia keju Prancis yang belum banyak diketahui, mulai dari metode produksi yang memukau hingga seni penyajian yang menyenangkan.


Tips dan trik

Dalam acara ini ada delapan keju favorit yang mencuri perhatian di acara ini, termasuk Brie, Camembert, keju olesan, Emmental, Comté, Reblochon, Fourme d'Ambert, dan Morbier.
Aneka keju Prancis yang diperkenalkan oleh CNIEL dalam rangkaian keju "Europe Full of Character". ANTARA/Ho CNIEL


Setiap keju juga memiliki trik tersendiri dalam pola pemotongan atau pengirisan. Robin menyatakan mengiris keju dengan benar akan mendapatkan hasil berupa cita rasa maksimal dari tiap blok keju itu.

Menggunakan pisau yang tepat untuk setiap keju adalah kuncinya. Keju yang lembut menggunakan pisau melengkung dengan dua sisi, sedangkan keju yang lebih padat, seperti Comté, lebih memilih pisau yang lebih datar yang disebut hachette.

"Saat memotong keju, tips penting yang perlu diingat adalah untuk mendistribusikan keju dan kulitnya secara merata untuk meminimalkan pemborosan," kata Robin.

Robin memberi contoh keju bundar, dengan memotongnya seperti pai dari bagian tengah ke arah luar adalah trik untuk meminimalkan sisa makanan dan menghasilkan kelezatan yang maksimal.
Keju Prancis yang diperkenalkan oleh CNIEL dalam rangkaian keju "Europe Full of Character". (ANTARA/Ho CNIEL) ANTARA/Ho CNIEL



Robin juga mengatakan bahwa sebagai produk hidup, keju membutuhkan udara yang tepat.

"Keju itu seperti bunglon kecil karena dia terus berubah, bahkan di dalam lemari es sekalipun," kata dia.

Untuk menikmati kelezatan krim keju dengan sempurna, Robin menganjurkan agar krim keju itu dimakan secepatnya. Kemudian, simpanlah keju dalam kemasan aslinya, terutama jika keju tersebut berada dalam kotak kayu yang dilapisi kertas minyak, kertas parafin, atau kain.

Pertimbangan penting lainnya adalah keju cenderung sensitif terhadap bau yang kuat. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak menyimpannya di dekat makanan yang beraroma kuat.

Pertukaran bau dapat menyebabkan kombinasi rasa yang tidak diinginkan. Selain itu, untuk mendapatkan pengalaman rasa yang optimal, biarkan keju menyesuaikan diri di luar lemari es selama kurang lebih 20 hingga 30 menit. Hal ini untuk memastikan keju mencapai puncak kelezatannya saat disajikan.


Padu padan cita rasa Indonesia

Perpaduan antara keju Prancis dan rempah-rempah Indonesia terbentang sebagai petualangan rasa yang mengejutkan. Sebagai contoh, keju Camembert yang berpadu dengan kunyit, jintan, dan kacang pili, menghasilkan kenikmatan kuliner yang unik namun membuat lidah ingin kembali mencecapnya.

Sementara itu, keju Emmental yang dipadu dengan kayu manis, kapulaga, dan rempah-rempah cengkeh, akan memperkenalkan sentuhan nuansa pada profil rasanya. Aroma manis, gurih, dengan cita rasa krim mampu meleleh di lidah, menjadi pelengkap dalam sajian hidangan penutup.

Tidak hanya sebagai pelengkap, keju Prancis juga menyatu dengan sempurna ke dalam hidangan tradisional Indonesia seperti onde-onde dan nasi goreng, meningkatkan daya tarik kuliner bagi para petualang gastronomi.

Europe Full of Character memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk menyelami dunia keju Prancis, menemukan inspirasi untuk memadukannya dengan hidangan Indonesia, dan menikmati kelezatan yang dibawanya.



Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024