Kami memberikan bantuan ke BPBD provinsi dan 10 kabupaten/kota di Sumsel. Masing-masing daerah nilainya tidak sama, berkisar Rp150 juta hingga Rp250 juta, tergantung dengan luasan daerah yang terdampak
Palembang (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan dana operasional dan peralatan penanganan banjir di Sumatera Selatan (Sumsel).

Deputi Logistik dan Peralatan BNPB RI Lilik Kurniawan saat Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Dampak Bencana Banjir dan Tanah Longsor Provinsi Sumsel Tahun 2024, di Palembang, Kamis, mengatakan pihaknya memberikan bantuan dana operasional senilai Rp1,85 miliar.

Bantuan lainnya, kata dia, antara lain 5.500 kantong makanan siap saji, 5.500 terpal dan matras, 5.500 selimut, 5.500 paket peralatan kesehatan,  5.500 botolsabun cair, 11 tenda pengungsi,  2.750 paket sembako. 

Menurutnya, bantuan diberikan karena anggaran di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik provinsi maupun kabupaten/kota itu terbatas untuk operasional di lapangan, seperti kebutuhan bensin dan sebagainya. 

"Kami memberikan bantuan ke BPBD provinsi dan 10 kabupaten/kota di Sumsel. Masing-masing daerah nilainya tidak sama, berkisar Rp150 juta hingga Rp250 juta, tergantung dengan luasan daerah yang terdampak," ucapnya.

Baca juga: Langkah bersama antisipasi bencana hidrometeorologi di Sumsel

Pihaknya juga ingin memastikan penanganan dilakukan sesuai standar, sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. 

"Menangani banjir itu tidak mungkin selesai dengan satu kali rapat. Maka perlu ditindaklanjuti dengan pembuatan rencana secara bersama. Rencana bersama yang dimaksud tidak hanya melibatkan pemerintah dan pemda saja, tetapi juga melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan kejadian bencana ini," kata Lilik.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel SA Supriono mengatakan Pemprov Sumsel berterima kasih atas bantuan BNPB.  "Kami rasa bukan kali ini saja, mulai dari kebakaran hutan dan lain-lain, selalu diberikan bantuan dari BNPB. Bahkan saat penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hampir 80 persen anggaran dari BNPB dan sisanya dibiayai oleh pemprov  dan kabupaten," katanya. 

Kepala Pelaksana BPBD Sumsel M Iqbal Alisyahbana mengatakan banjir menyebabkan 35.321 rumah terendam banjir, 13 jembatan rusak dan putus dan 19.890 Kepala Keluarga (KK) mengungsi, 279 rumah rusak ringan, 10 rumah rusak berat, dan dua rumah hanyut.

Baca juga: Pj Gubernur Sumsel bantu logistik dan obat-obatan ke korban banjir

Kerugian lain ada 211 fasilitas umum terendam seperti fasilitas kesehatan, kantor Koramil, kantor kecamatan, masjid, bank, pasar, sekolah dan lainnya.

Dampak lainnya jalan sepanjang 126,65 kilometer terendam, 8.703 hektare perkebunan, 1.179 hektare persawahan, enam kolam ikan, serta 24.925 hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, ayam, dan itik, hanyut dan terendam. Selain itu, banjir juga berdampak terhadap aktifitas sosial ekonomi masyarakat.

Meski demikian kondisi banjir di Sumsel saat ini sudah mulai surut. Namun banjir masih terjadi di Musi Rawas Utara (Murata), Muara Enim, Prabumulih, dan Musi Banyuasin (Muba).

"Untuk di Kabupaten Muara Enim kini mulai surut dengan ketinggian air 25-30 sentimeter. Sementara di Muratara, Muba dan Prabumulih masih satu meteran," katanya. 

Baca juga: Pemprov Sumsel data 13.527 KK korban banjir di Kabupaten Muratara
Baca juga: BBWS VIII: 10 sungai di Sumsel berstatus siaga

Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024