Browsing internet adalah bisnis 1990-an dan 2000-an. Bisnis sekarang dan dekade mendatang adalah telemedika, telekolaborasi, telecommunicating..."
Sidney (ANTARA News) - Kabar seorang jutawan pengusaha teknologi berada di balik rancangan oposisi Australia bagi jasa internet berkecepatan tinggi sudah bukan rahasia lagi dalam Pemilu Australia yang digelar esok Sabtu.

Malcolm Turnbull, mantan pemimpin Partai Liberal dan juru bicara komunikasi koalisi pimpinan Liberal, yang diperkirakan  memenangi Pemilu nanti, terkenal disukai baik oleh pebisnis maupun publik.

Mantan pengacara ini menikmati suksesnya sebagai pengusaha IT setelah menjadi investor utama dan Ketua OzEmail.

OzEmail adalah perusahaan jasa internet yang menjadi perusahaan IT pertama Australia yang mencatatkan sahamnya di bursa Nasdaq pada 1996.

Menurut Business Review Weekly, Turnbull menempati urutan 197 pada daftar orang terkaya Australia dengan nilai kekayaan 186 juta dolar Australia (Rp1,89 triliun), pada 2010. Namun Turnbull membantahnya.

Berhaluan politik lebih ke kiri dibandingkan penerusnya pada ketua partai, Tony Abbott, Turnbull secara konsisten dianggap pemimpin paling potensial dalam berbagai jajak pendapat, melampuai bosnya yang berhaluan kanan.  Dia akan memanfaatkan para pemilih bersuara mengambang.

Kendati begitu proposal Turnbull Jejaring Broadband Nasional (NBN) Australia sebesar 34 miliar dolar Australia (Rp346 triliun)  yang lebih kecil dan lamban, dianggap kurang populer.

"Apa yang mereka coba tawarkan kepada kita adalah sekantong jeruk (manis) dengan mengatakan kita bisa mendapatkannya dengan lebih murah dan lebih cepat, tapi yang sungguh kita beli adalah jeruk yang masam," kata Mike Gregory, dosen komunikasi Universitas RMIT, Melbourne.

Rancangan Turnbull ini akan menghambat program jejaring fiber yang dijanjikan Perdana Menteri Kevin Rudd akan mempercepat lalu lintas internet sampai 100 Mbps kepada 93 pelanggan Australia, atau 8,5 juta pengguna, sampai 2021.

Jika rampung, maka jejaring ini akan menjadi salah satu dari paling maju di dunia.

Turnbull sendiri telah menawarkan jejaring fiber-to-the-node bernilai 30 miliar dolar Australia (Rp306 triliun). Di bawah rancangan ini, fiber berkecepatan tinggi akan berpijak pada jaringan kabel sisi jalan, namun koneksi akhir ke rumah dan bisnis tergantung pada kabel tembaga tua buatan Telstra Corp Ltd yang jauh lebih lambat dibandingkan fiber.

Metode ini, kata Partai Liberl, akan memberi minimal 25 Mbps hingga tahun 2016 dan 50 Mbps untuk mayoritas rumah tangga sampai 2019.

Kedua partai berencana melayani lokasi-lokasi terpencil yang tersisa, dengan satelit dan nirkabel tetap.

Para pengkritik, termasuk penyedia ISP iiNet, yang merupakan perusahaan penyedia jasa internet terbesar kedua di Australia, menyebut rencana koalisi pimpinan Liberal itu akan menciptakan sistem dua lapis yang mahal, menuntut upgrading dan akan usang beberapa tahun ke depan.

Robin Braun, profesor komputasi dan komunikasi pada Universitas Teknologi di Sydney, mengatakan kecepatan jejaring yang ditawarkan koalisi oposisi hanya cocok untuk browsing internet.

"Browsing internet adalah bisnis 1990-an dan 2000-an," kata dia. "Bisnis sekarang dan dekade mendatang adalah telemedika, telekolaborasi, telecommunicating, yang dibalut pendidikan dll."

Turnbull mengaku tidak apa-apa berinvestasi untuk sistem yang diperuntukkan bagi kepentingan masa depan ketika teknologi terus berkembang.

"Anda tak ingin mengatakan 'saya akan menginvestasikan begitu banyak uang untuk teknologi saat ini demi kepentingan 20 tahun ke depan', jika, di sisi lain, Anda bisa memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan, lalu memenuhi kebutuhan 20 tahun ke depan dengan teknologi 20 tahun mendatang," kata dia kepada Reuters.

Jajak pendapat AFR/Nielsen baru-baru ini menyebutkan, 62 persen pemilih menyukai Turnbull, sedangkan Abbot hanya dipilih 32 persen responden.

"Turnbull positif sekali," kata Niki Scevac, direktur perusahaan investasi teknologi Blackbird Ventures.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013