Biasanya ini pasien yang dicurigai kanker serviks datang ke dokter dengan keluhan biasanya perdarahan
Jakarta (ANTARA) - Dokter dari RS Persahabatan dr. Anindhita, Sp.OG(K)-Onk mengatakan, mengalami keputihan belum tentu berarti terkena kanker serviks.

"Iya, jadi ini gejalanya biasanya memang ada keputihan ya. Keputihan berulang gitu ya. Rasanya mungkin ada gatal, ada bau. Tapi tidak semua gejala ini arahnya ke arah kanker," ujar Anindhita dalam acara  “Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi HPV” yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Dokter: Laki-laki bisa ambil vaksin HPV

Ia mengungkapkan hal itu sebagai respon dari pertanyaan mengenai gejala-gejala kanker serviks. Apabila terdapat tanda seperti itu, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter, untuk mengetahui apakah gejala itu disebabkan oleh infeksi atau hal lain.

Dalam kesempatan tersebut, dia menjelaskan, bahwa kanker serviks adalah kanker yang menyerang bagian serviks, yaitu bagian rahim yang menonjol ke permukaan vagina. Sejumlah orang yang berisiko terkena kanker tersebut adalah orang yang pernah melakukan hubungan seksual saat masih muda, misalnya di bawah 17 tahun, orang yang sering bergonta-ganti pasangan, serta yang sering merokok.

"Biasanya ini pasien yang dicurigai kanker serviks datang ke dokter dengan keluhan biasanya perdarahan," katanya.

Dia menjelaskan, keluhan-keluhan tersebut seperti pendarahan setelah hubungan seksual, atau menstruasi yang tidak selesai-selesai. Bahkan yang sudah menopause, yaitu perempuan berusia 50 tahunan yang tidak menstruasi lagi, bisa tiba-tiba berdarah lagi.

Baca juga: Dokter paparkan cara-cara mencegah virus HPV

Selain itu, ujarnya, keluhan yang selanjutnya adalah keputihan dengan durasi yang lama.

Dia menjelaskan, pada kanker serviks stadium tinggi, ada keluhan lain, seperti nyeri di daerah panggul.

"Karena biasanya kanker-nya sudah besar, jadi menekan ke area-area di sekitar serviks sampai ke area panggul," dia menjelaskan.

Kanker serviks merupakan kasus kesehatan organ reproduksi yang paling tinggi. Dia menyebut, kasus baru kanker serviks sekitar 30 ribuan, dan angka tersebut merupakan 17 persen dari kasus kanker pada wanita.

Sementara itu, ujarnya, angka kematian akibat kanker serviks mencapai 19 persen dari total kematian akibat kanker.

Sejumlah cara untuk mencegah kanker serviks, seperti melakukan vaksinasi, skrining, tidak merokok, dan makan makanan dengan gizi seimbang.

Baca juga: Dokter: Vaksin HPV perlu diberikan sedini mungkin

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024