Sukamara (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah menegaskan pihaknya mengutamakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dalam mencegah terjadinya kasus demam berdarah dengue (DBD).

"Utamanya adalah masyarakat harus tetap menjaga kebersihan lingkungan rumahnya dengan kegiatan PSN,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukamara Ari Junita di Sukamara, Kamis.

PSN menjadi salah satu langkah strategis dalam pengendalian penyakit DBD. PSN terhadap DBD selama ini dikenal dengan gerakan 3M plus, yakni menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas, serta plusnya adalah penyebaran ikan pemakan jentik atau menanam tumbuhan pengusir nyamuk.

Baca juga: Dinkes Ngawi minta warga lakukan PSN saat musim hujan cegah DBD

Sementara itu untuk fogging atau pengasapan bukan merupakan langkah awal dalam penanganan kasus DBD, tetapi hal tersebut justru merupakan langkah terakhir.

Dia mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah DBD tersebut, karena kasus DBD trennya mengalami peningkatan.

“Kasus DBD pada Januari 2024 tercatat sebanyak 47 kasus. Padahal, pada Januari 2023 tercatat nol kasus DBD,” katanya.

Baca juga: Dinas Kesehatan OKU ingatkan warga terapkan 3M cegah DBD

Menurut dia, pada 2023 lalu kasus DBD terjadi saat memasuki Maret, sedangkan pada 2024 kasus DBD terjadi sejak awal tahun. Terkait kondisi ini pihaknya terus melakukan penyelidikan epidemiologi.

“Penyakit DBD terbanyak saat ini di Kecamatan Sukamara sebanyak 26 kasus, sedangkan untuk Kecamatan Balai Riam terdapat 10 kasus, Kecamatan Pantai Lunci 7 kasus, Kecamatan Kuala Jelai 4 kasus, dan Kecamatan Permata Kecubung nihil,” ujarnya.

Oleh karena itu, Ari mengimbau seluruh elemen masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin.

Baca juga: Kasus DBD naik 100 persen, Banjarmasin tingkatkan kewaspadaan

“Penularan penyakit DBD terhadap warga tidak mesti terjadi di lokasi tersebut, bisa saja warga sudah tertular saat berada di luar daerah. Hal inilah yang perlu dilakukan penyelidikan epidemiologi terlebih dahulu oleh petugas,” ujarnya.

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat/Donefrid Lalang
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024