Banjarmasin (ANTARA) -
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Hj Raudatul Jannah meminta berbagai lapisan masyarakat, termasuk organisasi kepemudaan untuk membantu menekan kasus demam berdarah dengue (DBD).
 
Sebab, kasus DBD di provinsi ini terus meningkat pada Februari 2024, hingga menembus angka 1.500 kasus di 13 kabupaten/kota. "Bahkan, sudah menyebabkan 10 kematian," ujarnya di Banjarmasin, Minggu.

Baca juga: Kasus DBD naik 100 persen, Banjarmasin tingkatkan kewaspadaan
 
Karena kasus DBD yang bersumber dari nyamuk aedes aegypti ini belum juga reda, sehingga harus diupayakan bersama untuk menekannya.
 
Menurut Raudatul Jannah, peran petugas pemantau jentik (Jumantik) sangat diperlukan untuk memberantas sarang nyamuk.
 
Karena itu, ungkap dia, selain menggerakkan kader kesehatan untuk menjadi Jumantik ke rumah dan lingkungan masyarakat, juga mendayagunakan organisasi kepemudaan dan tokoh masyarakat.
 
"Setidaknya peran mereka menggerakkan masyarakat di lingkungan masing-masing," tuturnya.

Baca juga: Kasus DBD di Kalsel naik signifikan, Hulu Sungai Tengah tetapkan KLB

Baca juga: Kalsel waspada DBD menyikapi temuan 82 kasus
 
Raudatul menyampaikan upaya untuk menekan kasus DBD ini dengan menggerakkan jajaran kesehatan dan lintas sektor untuk melakukan sosialisasi pencegahan, terutama 3M plus, yaitu menguras, mengubur, menutup dan menggunakan lotion anti-nyamuk saat berada di luar rumah, serta pengobatan pasien secara optimal guna menghindari terjadinya kematian.
 
"Mari bergerak bersama kita cegah DBD dengan cara berantas sarang nyamuk. Tidak lupa juga untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," ujarnya.

Pewarta: Sukarli
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024