Jakarta (ANTARA) - Ketua Yayasan Lentera Anak, Lisda Sundari, mendorong pemerintah memperhatikan masalah penanganan sampah puntung rokok karena melepaskan zat kimia berbahaya dan selulosa asetat atau plastik yang membahayakan ekosistem laut.

"Apalagi Indonesia sudah berkomitmen dan terlibat aktif dalam pembentukan perjanjian internasional yang mengikat secara hukum untuk mengakhiri polusi plastik," kata Lisda Sundari dalam keterangan, di Jakarta, Rabu.

Berdasarkan data Dirjen Bea dan Cukai, konsumsi tembakau di Indonesia menempati nomor 3 di dunia, mencapai 322 miliar batang per tahun 2020.

"Ini berpotensi menghasilkan sekitar 107.333 ton sampah puntung rokok. Namun, sampah puntung rokok belum menjadi perhatian, karena ukurannya yang kecil dan bercampur dengan sampah lainnya, tidak terkelola sehingga berakhir di sungai dan laut," katanya.

Baca juga: Puntung rokok berpotensi meracuni lingkungan

Baca juga: CHED ingatkan masyarakat akan bahaya puntung rokok bagi lingkungan


Sampah puntung rokok menyumbang 5 hingga 9 persen sampah dan sekitar 4,5 triliun puntung rokok yang dibuang sembarangan setiap tahunnya yang berakhir ke lautan.

Puntung rokok yang dibuang mengeluarkan bahan kimia dan logam berat dalam kadar tinggi yang mudah mencemari tanah, dan air, serta membunuh mikroorganisme dan hewan air.

Sementara Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenkomarves, Rofie Alhanif, mengatakan pencemaran sampah plastik laut merupakan isu global, termasuk di Indonesia yang disebut sebagai salah satu negara penyumbang terbesar kebocoran sampah plastik ke laut.

Menurut Rofie Alhanif, hingga akhir 2022, Indonesia sudah berhasil mengurangi sekitar 35 persen kebocoran sampah plastik ke laut dibandingkan dengan baseline data 2018.

"Puntung rokok merupakan salah satu jenis sampah yang banyak ditemukan di sungai dan laut, akibat dibuang sembarangan dan belum dapat dikelola dengan baik. Mengingat puntung rokok mengandung ribuan zat kimia dan plastik yang membahayakan lingkungan, sudah barang tentu sampah puntung rokok yang bocor ke laut, akan membahayakan ekosistem laut," kata Rofie Alhanif.*

Baca juga: Pakar dorong peran produsen untuk pengelolaan sampah produk rokok

Baca juga: Peneliti: Sampah puntung rokok ikut sebabkan cemaran mikroplastik

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024