Dalam forum ini, yang paling pokok adalah `platform` semua partai dan semua calon presiden itu harus dalam program. Tidak lagi popularitas dan elektabilitas,"
Semarang (ANTARA News) - Forum Rektor Indonesia (FRI) menegaskan forum yang digelar untuk mencari calon pemimpin bangsa ke depan mengutamakan program yang diusung untuk mengatasi persoalan bangsa.

"Dalam forum ini, yang paling pokok adalah `platform` semua partai dan semua calon presiden itu harus dalam program. Tidak lagi popularitas dan elektabilitas," kata Ketua FRI Prof Laode M. Kamaluddin di Semarang, Sabtu.

Hal itu diungkapkannya di sela-sela Pertemuan Regional Forum Rektor Indonesia (FRI) se-Jawa Tengah bertema "Kepemimpinan Indonesia Baru Menyongsong Era Asia" di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Pertemuan regional yang dihadiri para rektor dan pimpinan perguruan tinggi se-Jateng itu menghadirkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra yang juga mantan Komandan Jenderal Kopassus Prabowo Subianto.

Menurut Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang itu, popularitas dan elektabilitas memang penting, tetapi harus didasarkan atas program yang membuat populer dan elektabilitas naik.

"Jadi, program yang buat dia (capres, red.) populer, elektabilitasnya naik. Sebab, permasalahan bangsa hanya dapat diselesaikan dengan program, bukan sekadar popularitas dan elektabilitas," katanya.

Tugas FRI, kata dia, mendorong munculnya calon-calon pemimpin yang sesuai dengan harapan rakyat dengan program-program jelas untuk mengatasi persoalan bangsa, serta punya hati nurani untuk rakyat.

"Kami merasa pantas sebagai penjaga gawang hati nurani bangsa untuk melakukan itu. Kalau tidak, Indonesia akan jatuh ke tangan pemimpin pragmatis dan negosiasinya tak lebih dari berapa dia dapat bayaran," katanya.

Ia mengakui langkah tersebut merupakan terobosan baru yang dilakukan kalangan perguruan tinggi demi nasib bangsa Indonesia ke depan, mengingat hal semacam ini dulu menjadi semacam langkah yang tabu.

"Ini sebuah langkah baru dan menjadi kesepakatan FRI yang beranggotakan sebanyak 3.200 rektor. Semuanya (rektor, red) setuju dengan pandangan itu, sebagai penjaga gawang hati nurani bangsa," katanya.

Nantinya, kata dia, sebagaimana diprogramkan, FRI akan mengundang semua tokoh yang memiliki program mengatasi persoalan bangsa dan berani berdialog turun ke kampus dalam sebuah konvensi capres pada Desember 2013.

Ia kembali menegaskan bahwa yang dipentingkan adalah program untuk menyelesaikan persoalan bangsa sehingga program itu yang kemudian perlu diangkat agar populer dan bisa menaikkan elektabilitas figur.

"Mereka semua yang kami undang diharapkan bisa hadir (dalam konvensi, red.). Kan bisa kita tahu programnya seperti apa? Kalau tidak setuju kita bantah, apa yang kurang harus kita benahi," kata Laode.

Setelah FRI nanti menemukan figur yang dianggap memenuhi persyaratan untuk memimpin bangsa ke depan akan diperjuangkan oleh seluruh kampus, tanpa melihat dari partai mana pun yang bersangkutan berasal.
(KR-ZLS/Z003)

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013