Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebut Dinas Pertanian dan Pangan DIY melaksanakan lagi gelar pangan murah untuk stabilkan pasokan dan harga pangan melalui fasilitasi distribusi pangan di Pasar Wates, Kamis (29/2).

Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kulon Progo Endang Yuliwanti di Kulon Progo, Minggu, mengatakan Disdagin Kulon Progo mendapat surat izin pelaksanaan operasi pasar beras di Pasar Wates dari Dinas Pertanian dan Pangan DIY.

"Operasi pasar ada 29 Februari, tapi yang mengadakan Dinas Pertanian dan Pangan DIY," kata Endang.

Berdasarkan Sikepoku.kulonprogo, harga beras jenis IR I di tingkat pedagang pasar rakyat berkisar Rp16.233 per kilogram dan IR II Rp15.333 per kilogram.

Ia mengatakan gelar pangan murah untuk menciptakan keseimbangan pasokan dan stabilitas harga.

Komoditas yang dijual dalam gelar pangan murah, yakni beras, bawang merah, bawang putih, telur, gula pasir, minyak goreng.

"Harapannya, harga pangan di Kulon Progo tetap terjaga," katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kulon Progo Sudarna mengatakan sampai saat ini tidak ada kelangkaan beras di Kulon Progo.

"Harga beras di tingkat pedagang pasar rakyat memang terpantau tinggi. Namun tidak ada kelangkaan dan stok beras sangat aman, sebentar lagi berbagai daerah panen juga," kata Sudarna.

Ia mengatakan stok semua jenis beras tetap tersedia di pasar rakyat, seperti Pasar Wates dan Pasar Bendung Wates. Stok beras yang tersedia dari beras kualitas medium dan premium.

"Tingginya harga beras saat ini terjadi karena di tingkat petani sudah tinggi," katanya.

Sudarna mengatakan berdasarkan informasi, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani sudah Rp8.900 per kg.

Selain itu, usaha penggilingan beras di Kulon Progo saat ini disebut harus membuat perhitungan lebih matang saat hendak menjual beras. Persediaan gabah di tingkat penggilingan terbatas, sehingga harus bisa mencukupi untuk disalurkan ke masyarakat.

"Jadi stok berasnya dikendalikan, tapi tetap ada di pasaran," katanya.

Ia pun juga menegaskan tidak ada pembatasan pembelian beras karena harga tinggi. Pembelian beras masih tetap seperti biasa baik di tingkat pedagang hingga konsumen.

"Masyarakat bebas membeli beras, tidak ada pembatasan pembelian beras," katanya.

Sementara itu, salah satu pengusaha penggilingan padi di Tuksono Lilik mengatakan harga beras di tingkat penggilingan padi berkisar Rp14.500 hingga Rp15 ribu per kilogram.

Menurut dia, ada kemungkinan harga beras turun. "Kemungkinan harga beras mau turun. Kalau naik lagi sepertinya tidak. Saat ini harga sudah mahal," katanya.

Lilik mengatakan stok gabah di tingkat penggilingan padi sudah menipis, begitu juga stok gabah di tingkat petani.

"Saat ini beberapa wilayah di Jawa Tengah sudah mulai panen meski sedikit," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024