Jakarta (ANTARA) - Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra pada Selasa (27/2) menggelar networking meeting antara perguruan tinggi di bawah Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV dan empat perguruan tinggi Australia untuk menjajaki berbagai peluang kerja sama.

Sebanyak 37 perguruan tinggi di bawah LLDIKTI Wilayah IV itu meliputi perguruan tinggi se-Jawa Barat dan Banten. Adapun keempat perguruan tinggi Australia yakni University of Canberra, Western Sydney University, Canberra Institute of Technology, dan Deakin University.

“Acara Networking Meeting, yang mempertemukan pimpinan perguruan tinggi di Indonesia dan Australia secara massal seperti ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan KBRI Canberra," kata Najib dalam siaran pers KBRI Canberra di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya Najib juga sudah mempertemukan dekan fakultas hukum se-Indonesia dengan dekan fakultas hukum di universitas Australia. "Hal ini sangat efektif dan efisien dibanding masing-masing universitas bergerilya membuka kerja sama”, katanya.

Dia menambahkan networking meeting merupakan langkah strategis dalam memfasilitasi hubungan perguruan tinggi kedua negara.

"Selama ini banyak universitas ingin membuka kerja sama internasional, namun belum tahu bagaimana caranya. Diharapkan kedua pihak melakukan kontak langsung sehingga dapat ditindaklanjuti dengan komunikasi yang lebih komprehensif," kata Najib.

Sebelumnya, 37 rektor dari kampus di lingkungan LLDIKTI Wilayah IV ini juga sudah dipertemukan Atdikbud dengan Macquarie University di Sydney.

Acara networking meeting yang dibuka Duta Besar RI untuk Australia Siswo Pramono itu berlangsung selama dua jam, di mana para rektor dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Jawa Barat dan Banten aktif menjajaki berbagai peluang kerja sama seperti penelitian, join degree, program pertukaran dosen dan mahasiswa.

Pada kesempatan itu, perwakilan LLDIKTI Wilayah IV, Teddy Mantoro memaparkan struktur dan kondisi perguruan tinggi swasta di Jawa Barat dan Banten yang berjumlah 437 dengan sekitar 300 profesor.

"Banyak universitas di wilayah LLDIKTI IV yang membutuhkan percepatan dan penguatan SDM. Oleh karena itu, mereka yang datang saat ini ingin belajar dari universitas di Australia," katanya.

Sementara itu, Dubes Pramono menyampaikan pentingnya kerja sama antara Indonesia dan Australia dalam bidang pendidikan dan penelitian.

"Indonesia dan Australia menghadapi banyak isu yang sama, seperti perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan dan kerja sama di bidang ini akan sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak," katanya.

Pramono juga menyampaikan bahwa Indonesia dan Australia telah menandatangani perjanjian pengakuan bersama (Mutual Recognition Agreement) dalam profesi insinyur. "Dengan perjanjian ini, insinyur dari Indonesia dapat bekerja di Australia tanpa harus sertifikasi profesi lagi, karena sudah ada saling pengakuan," kata Pramono.

Pertemuan tersebut juga dihadiri rektor Deakin University, Iain Marting, rektor University of Canberra, Lucy Johnston, wakil rektor bidang riset Western Sydney University, Linda Taylor dan direktur eksekutif Canberra Institute of Technology, Jo Andersesn.

Baca juga: UNJ jajaki kerja sama pendidikan bahasa dengan University of Canberra
Baca juga: Pertukaran seni budaya pererat hubungan bilateral RI-Australia
Baca juga: KBRI Canberra bekali mahasiswa sebelum belajar di Indonesia

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024