Jakarta (ANTARA News) - Bagi artis sinetron Berliana Febrianti membatasi waktu menonton televisi (TVF) bagi anaknya merupakan upaya menghindarkan buah hatinya dari pengaruh negatif tayangan TV. "Saya batasi waktu menonton TV bagi anak saya hanya satu jam setiap harinya, kecuali akhir pekan," katanya di Jakarta, Minggu. Dia mengatakan pembatasan waktu menonton hanya satu jam saja setiap hari untuk menjauhkan pengaruh buruk tayangan TV dari kedua anaknya. Menurut artis yang akrab disapa Lia itu, tayangan TV mempunyai pengaruh besar bagi perkembangan karakter anak ke depan. Biasanya, lanjut dia, anak-anak itu sangat mudah menirukan adegan-adegan yang ada di TV, seperti dialog, perkelahian dan sebagainya. Dia mengemukakan bentuk-bentuk kekerasan dalam tayangan TV bukan hanya berupa tindakan seperti memukul dan sejenisnya, namun tatapan mata tokoh antagonis (jahat) dalam suatu sinetron atau film dan keluarnya kata-kata kasar sudah merupakan kekerasan baginya. "Tatapan mata si tokoh antagonis dan ucapan kasar dalam suatu sinetron atau film sudah bentuk kekerasan bagi saya," kata artis berdarah Aceh itu. Saat ini, katanya, kedua anaknya suka sekali menonton sinetron, terutama yang berjudul "Mutiara Hati". Kesukaannya menonton "Mutiara Hati" karena kedua anaknya ingin melihat dirinya bermain di situ, kata ibu dari Teuku Muhammad Revanza (6) dan Cut Shayla Azalea Revikashah (4). Untuk itu, kata artis yang tenar lewat sinetron "Noktah Merah Perkawinan" (1996) itu, akan terus mendampingi kedua anaknya bila mereka sedang menonton TV. Hal itu dilakukannya karena tidak tertutup kemungkinan ada adegan kekerasan yang muncul dalam sinetron itu misalnya. Dia tidak menginginkan hal-hal yang bersangkutan dengan kekerasan melekat dalam hati kedua buah hatinya. Walau demikian, Lia tidak mengatakan seluruh tayangan TV berakibat buruk pada anak, karena masih banyak program yang memberikan pendidikan bagi anaknya. "Ada kok tayangan TV yang mengajarkan kepada anak kita tentang matematika dasar seperti penambahan dan pengurangan. Setidaknya program seperti itu yang saya akan perlihatkan kepada mereka sebagai pembelajaran," kata perempuan yang memiliki tahi lalat di bawah bibirnya itu. (*)

Copyright © ANTARA 2006