Jakarta (ANTARA) - Para peneliti telah mengungkapkan metode baru untuk mendeteksi penyakit Alzheimer pada tahap awal dengan memantau pola aktivitas harian menggunakan perangkat pemantau aktivitas yang dipakai di pergelangan tangan.

Medical Daily pada Rabu (12/3) waktu setempat melaporkan dengan lebih dari 6 juta warga Amerika terkena Alzheimer di semua kelompok usia, para peneliti berharap pendekatan inovasinya dapat membantu mengidentifikasi kondisi tersebut dengan cepat, memungkinkan intervensi dini untuk bantuan dan dukungan yang tepat waktu.

Dalam sebuah studi terbaru yang dipimpin oleh para peneliti di Sekolah Kesehatan Masyarakat Bloomberg Universitas Johns Hopkins, tim menganalisis 82 orang dewasa tua yang sehat secara kognitif yang merupakan peserta dalam studi penuaan yang berlangsung lama. Data pergerakan peserta diperiksa dari perangkat serupa jam tangan yang disebut actigraph yang mereka kenakan.

Baca juga: Neurolog: Instrumen alat musik bisa jadi terapi pendukung demensia

Baca juga: Mengonsumsi espresso dapat mengurangi risiko Alzheimer


Saat melakukan pemindaian PET, 25 peserta memiliki penumpukan amiloid otak yang dapat dideteksi, penumpukan protein yang terkait dengan penyakit Alzheimer.

Dengan menggunakan teknik statistik sensitif yang disebut FOSR (fungsi pada regresi skalar), para peneliti mendeteksi bahwa peserta yang positif amiloid memiliki rata-rata aktivitas yang lebih tinggi selama siang hari awal (1:00 hingga 3:30 sore) dan variabilitas aktivitas harian yang lebih sedikit dari pukul 1:30 hingga 4:00 sore dan 7:30 hingga 10:30 malam dibandingkan dengan peserta yang negatif amiloid. Temuan tersebut dipublikasikan dalam jurnal Sleep.

Meskipun beberapa jendela waktu dengan perbedaan tersebut tidak signifikan secara statistik dalam analisis yang lebih konservatif, para peneliti mencatat bahwa aktivitas sore yang lebih tinggi dan variabilitas sore yang lebih rendah pada peserta yang positif amiloid tetap mencerminkan temuan sebelumnya.

"Kita perlu menduplikasi temuan ini dalam studi yang lebih besar, tetapi menarik bahwa kita sekarang telah melihat perbedaan yang serupa antara orang dewasa tua yang positif dan negatif amiloid dalam dua studi independen," kata Pimpinan Studi Adam Spira dalam rilis berita.

"Hasil studi baru ini sebagian mengkonfirmasi temuan dari studi sebelumnya dalam sampel yang lebih kecil, juga dipimpin oleh Spira, dan menyarankan bahwa actigraph suatu hari nanti dapat menjadi alat untuk membantu mendeteksi penyakit Alzheimer yang baru berkembang sebelum gangguan kognitif signifikan terjadi," lanjut rilis berita tersebut.

"Mungkin saja aktivitas sore yang lebih tinggi yang kami amati adalah sinyal 'sindrom matahari terbenam pra-klinis'. Pada saat yang sama, penting untuk dicatat bahwa temuan ini mewakili rerata di antara sampel kecil orang tua selama periode waktu yang singkat. Kami tidak dapat memprediksi apakah seseorang akan mengembangkan plak amiloid berdasarkan waktu aktivitas mereka. Jadi, akan terlalu dini bagi orang tua untuk khawatir karena pelacak kebugaran mereka mengatakan bahwa mereka aktif terutama di sore hari, misalnya," kata Spira.

Baca juga: Studi di China ungkap osteoporosis dapat perparah penurunan kognitif

Baca juga: Memiliki lemak perut di usia paruh baya berisiko Alzheimer


Baca juga: Pekerjaan fisik tingkat tinggi tingkatkan risiko gangguan kognitif

Penerjemah: Putri Hanifa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024