Melihat hasil berbagai survei, tampaknya tak ada pilihan lain bagi Demokrat untuk tidak meneruskan koalisi dengan partai menengah berbasis massa Islam bila ingin memelihara peluang untuk kembali berkuasa,"
Semarang (ANTARA News) - Partai Demokrat pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 diperkirakan bakal meneruskan koalisi dengan partai-partai Islam, kecuali dengan PKS yang acap merepotkan partai pemenang Pemilu 2009 tersebut, kata analis politik Mochamad Yulianto.

"Melihat hasil berbagai survei, tampaknya tak ada pilihan lain bagi Demokrat untuk tidak meneruskan koalisi dengan partai menengah berbasis massa Islam bila ingin memelihara peluang untuk kembali berkuasa," katanya di Semarang, Jumat.

Partai Islam seperti PPP dan PBB atau partai berbasis massa Islam seperti PAN dan PKB, menurut dia, berdasarkan hasil survei memperoleh suara dalam kisaran lima persen atau kurang sehingga bila ingin masuk dalam kekuasaan pada tahun 2014 harus menjalin koalisi.

Persenyawaan (chemistry) antara Demokrat dan partai Islam dan berbasis massa Islam, kata Yulianto, tetap ada karena selama ini Demokrat menunjukkan diri sebagai partai yang akomodatif dan menerima keberagaman.

Hasil berbagai survei belakangan ini menempatkan Partai Demokrat di posisi ketiga di bawah Golkar dan PDI Perjuangan dengan selisih perolehan relatif cukup jauh.

Di Jawa Tengah, katanya, berdasarkan hasil survei Lembaga Pengkajian Survei Indonesia (LPSI) pada bulan September 2013, Demokrat hanya meraih tujuh persen, jauh di bawah PDI Perjuangan yang mendapat 15,8 persen dan Golkar sekitar 11 persen.

Karena posisi Demokrat pada Pilpres 2014 mungkin tidak sekuat pada Pemilu 2004 dan 2009, menurut dia, partai ini bakal memberi tawaran lebih menarik kepada partai-partai Islam agar mereka bersedia mendukung calon yang disodorkan partai berlambang segitiga mirip logo Mercedes tersebut.

"Saya kira perolehan suara Demokrat pada Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD 2014 tetap lebih banyak dibandingkan dengan masing-masing partai Islam sehingga Demokrat tetap menjadi `leader`-nya. Jadi, andai kelak menang dalam pilpres, Demokrat harus mau memberi porsi lebih besar kepada mitra koalisi," kata Yulianto.

Menurut dia, Demokrat bakal meninggalkan PKS yang acap berseberangan dengan pemerintah, misalnya, PKS yang secara ofensif menolak kenaikan harga BBM yang diusulkan oleh Pemerintah. Terakhir, mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq di pengadilan menyatakan bahwa Presiden SBY kenal dengan Bunda Putri, yang ditanggapi serius oleh Presiden SBY.

Ia menambahkan memang ada kemungkinan Demokrat juga mengajak Gerindra. Namun, melihat kecenderungan belakangan ini partai ini lebih dekat dengan PDI Perjuangan.
(A030/D007)

Pewarta: Achmad Zaenal M.
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013