Ini cermin bahwa secara institusi kita terus berekspansi, tanda bahwa SMI berperan dalam pembiayaan infrastruktur di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 22,8 persen pada 2023, yakni dari Rp6,2 triliun menjadi Rp7,6 triliun.

“Ini cermin bahwa secara institusi kita terus berekspansi, tanda bahwa SMI berperan dalam pembiayaan infrastruktur di Indonesia,” kata Direktur Operasional dan Keuangan PT SMI Darwin Trisna Djajawinata saat media briefing di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan, gross income Perseroan naik 21,4 persen dari Rp3,1 triliun pada 2022 menjadi Rp3,8 triliun pada 2023. Aktivitas pembiayaan dan investasi PT SMI pada pembangunan proyek infrastruktur tercatat sebesar Rp727,3 triliun.

Adapun komitmen pembiayaan di sepanjang 2023 mencapai Rp137,7 triliun, dengan angka outstanding pembiayaan dan investasi senilai Rp91,3 triliun.

Sementara gross disbursement Perseroan tercatat sebesar Rp15,3 triliun, yang terdiri dari disbursement ke badan usaha senilai Rp15 triliun dan ke pemerintah daerah sebesar Rp255 miliar.

Aset PT SMI pada 2023 tercatat turun bila dibandingkan dengan catatan pada 2022, yakni menjadi Rp115,76 triliun dari sebelumnya Rp117,13 triliun.

“Pengaruhnya karena pada 2020-2022 kami mendukung Pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk pemerintah daerah, yang dihentikan pada 2022. Sementara tahun lalu tidak. Ini berpengaruh ke aset kita pada 2023,” kata Darwin.

Sementara itu, laba bersih Perseroan pada 2023 tercatat sebesar Rp2,08 triliun, lebih rendah dibandingkan pada 2022 yang sebesar Rp2,16 triliun.

Menurut Darwin, penurunan ini disebabkan adanya divestasi salah satu anak perusahaan, yaitu Jasamarga Semarang Batang (JSB) pada 2022. Sementara pada 2023 Perseroan tidak memiliki transaksi divestasi.

Adapun pada tahun ini, Perseroan telah mempersiapkan rencana dan inisiatif strategis.

Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad mengatakan Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2024-2028 baru mendapat persetujuan dari para pemegang saham.

“Berdasarkan RJPP, PT SMI akan meningkatkan portfolio pada sektor-sektor ekspansi dan terdepan misalnya air, kesehatan, dan pengelolaan sampah, yang dianggap sebagai underserved sectors namun sebenarnya memiliki dampak sosial-ekonomi yang tinggi,” kata Edwin.

Selain itu PT SMI juga akan menguatkan transformasi publik melalui Program Loan, strategi pembiayaan publik dengan klasterisasi, serta penguatan kapasitas riset melalui SMI Institute.

Penguatan organisasi juga dilakukan untuk mendukung transformasi publik, di antaranya program global secondment ke Bank Dunia untuk Cross Learning Program terkait pembiayaan publik.

Dalam hal transisi energi, Perseroan akan menguatkan peran sebagai Energy Transition Mechanism Country Platform Manager.

PT SMI, katanya, juga tengah mempersiapkan pembentukan Trust Fund, yang telah dimulai sejak 2023 dengan diterbitkannya UU P2SK.

Pembentukan Trust Fund ini bertujuan untuk mengelola dana hibah dalam mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia. Perseroan juga akan berperan aktif dalam mendukung percepatan penyediaan Infrastruktur di Ibu Kota Negara (IKN), salah satunya dengan melalui skema KPBU Unsolicited.

Baca juga: PT SMI- EDC MoU pembangunan infrastruktur dan transisi energi 
Baca juga: SMI dan WTR berkomitmen tuntaskan pembangunan PSN Jalan Tol Bocimi
Baca juga: PT SMI dan LPEI kerja sama untuk penerbitan bank garansi
Baca juga: Kemenkeu siapkan PT SMI untuk dukung proyek IKN


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024